Armada Kapal Selam Nuklir Australia Antisipasi Konflik dengan China?
- abc
"AS telah mendefinisikan tatanan global sejak tahun 1940-an, ketika pertama kali muncul sebagai kekuatan militer dahsyat dengan Angkatan Laut besar dan Angkatan Udara bersenjata nuklir yang tak tertandingi. Itu masih terus berlanjut. Penarikan pasukan dari Afghanistan tidak menghilangkan keunggulan ini."
Afghanistan, katanya, telah lama berhenti menjadi "medan pertempuran yang menentukan".
"Perang melawan terori bisa tampak seperti pengalih perhatian. Ketika AS menyia-nyiakan sumber dayanya demi memburu Bin Laden dan senjata pemusnah massal (Irak) yang tidak ada, China telah semakin maju," tulis Profesor Tooze di media New Statesman.
Penarikan dari Afghanistan, katanya, merupakan bagian dari penataan kembali strategi Amerika yang dimulai di bawah Pemerintahan Obama.
AS di bawah Presiden Joe Biden telah meningkatkan belanja militer dan beralih dari perang terakhir ke perang potensial yang akan datang, perang dengan konsekuensi yang jauh lebih besar.
Kepresidenan Biden tidak akan ditentukan oleh Afghanistan tetapi oleh China. Australia berada di persimpangan momen bersejarah ini.
Kita telah meninggalkan mantra bahwa kita tidak harus memilih antara Beijing dan Washington. Kita semua bersama Amerika. Sekarang kami telah mengambil opsi nuklir.
Namun, terlepas dari kesepakatan baru antara Australia, Amerika dan Inggris dan seruan untuk membela Indo-Pasifik, kita harus mengejar ketinggalan.
China sudah mulai menyiapkan diri untuk bertempur.