Gagah Umumkan Aliansi dengan Inggris-Australia, Joe Biden Lupa Nama PM
- Twitter Presiden Binden @POTUS
VIVA – Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintah Presiden Joe Biden resmi membentuk aliansi dengan Inggris di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Boris Johnson dan Australia di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Scott Morrison.
Saat mengumumkan momen bersejarah pembentukan aliansi bernama AUKUS itu terdapat kejadian canggung karena Biden sepertinya lupa dengan nama Scott Morrison. Kejadian ini pun heboh diberitakan media di masing-masing negara.
Ketika hendak menyudahi acara pengumuman secara virtual itu, Biden berpamitan dengan masing-masing kepala negara aliansi barunya. Namun hanya Boris yang disebutnya dengan jelas, sementara Scott hanya disebutnya sahabat dengan istilah pal dalam bahasa inggris.
"Terima kasih Boris dan saya ingin berterima kasih kepada orang itu (sambil menunjuk ke arah Scott). Terima kasih banyak sahabat, saya mengapresiasinya pak perdana menteri," tutur Biden dikutip dari Sky News, Kamis, 16 September 2021.
Di samping kejadian tersebut, tiga negara menyepakati kemitraan kemanan trilateral baru yang berfokus di kawasan Indo-Pasifik. Melalui AUKUS, AS dan Inggris dalam waktu dekat akan membantu Australia mengembangkan armada kapal selam bertenaga nuklir.
"Kita harus mampu menangani sitauasi strategis di wilayah ini (Indo-Pasifik) dan bagaimana kondisi tersebut dapat berkembang. Karena masa depan masing-masing negara bahkan dunia bergantung pada Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," ucap Biden lagi.
Meski kapal selam tersebut akan digerakkan dengan tenaga nuklir namun para pimpinan negara tersebut memastikan bahwa kapal-kapal selam ini tidak akan dipersenjatai dengan nuklir. Australia pun dipastikan tidak akan membangun kemampuan nuklir sipil.
Selain itu aliansi baru ini dikabarkan juga akan memungkinkan ketiga negara lebih mudah dalam bertukar informasi dan keahlian di bidang teknologi. Utamanya seperti terkait kecerdasan buatan, teknologi siber, teknologi kuantum, sistem bawah air hingga kemampuan serangan jarak jauh.
"Inisiatif ini untuk memastikan masing-masing dari kami memiliki kemampuan yang modern, paling baru yang dibutuhkan untuk bermanuver dan bertahan melawan ancaman yang berkembang pesat," kata Joe Biden.