Logo BBC

Cerita Imam Indonesia Ketika Citra Islam Ikut Runtuh usai 11 September

Imam Indonesia Shamsi Ali. BBC Indonesia
Imam Indonesia Shamsi Ali. BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

"Kapan kita bisa bermimpi akan berkomunikasi, berdialog, bahkan menulis buku dengan pendeta Yahudi. Ini kan belum pernah kita impikan. Tapi ketika terjadi Serangan 11 September, semua ini membuka [peluang]," tambahnya lagi.

Shamsi mendapatkan pendidikan pesantren di Sulawesi Selatan dan melanjutkan studi di Pakistan. Ia kemudian mendapat tawaran untuk bekerja di Arab Saudi selama dua tahun.

Pengalaman di dua negara ini, yang disebut Shamsi, membuatnya mudah curiga terhadap pemeluk agama lain, ketika pindah ke New York pada 1996.

Tetapi upayanya membuka diri bukan tanpa masalah dari jamaah sendiri.

Ketika itu Shamsi Ali juga menjadi wakil imam di Islamic Cultural Center (ICC), masjid yang terletak di 96th Street. Sejumlah jamaah tak setuju dengan kontak dengan Yahudi ini.

Di tengah penentangan ini, kontak eratnya dengan Rabi Marc Schneier membawa keduanya mengorganisir saling kunjung ke masjid dan sinagoga dan berujung pada pembuatan buku berjudul Sons of Ibrahim yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Anak-anak Ibrahim.

Keduanya juga diundang ke sejumlah negara, menjadi model untuk menjalin komunikasi antar agama.

Rabi Burton Visotzky, profesor kajian Yahudi mengatakan, "Orang Barat sering bertanya-tanya apa pesan yang disampaikan di masjid-masjid, dan orang Yahudi sering khawatir."

Shamsi Ali Bersama Rabi Marc Schneier, dan Chelsea Clinton dalam acara memerangi Islamofobia di Manhattan pada 14 Maret 2012.
Getty Images
Bersama Rabi Marc Schneier, dan Chelsea Clinton dalam acara memerangi Islamofobia di Manhattan pada 14 Maret 2012.

"Apa yang saya dengar dari yang disampaikan Shamsi Ali adalah khotbah tentang persaudaraan," kata Visotzky seperti dikutip Reuters.

Sementara publikasi komunitas, The Jewish Week, menggambarkan Shamsi sebagai "peminpin yang karismatik dan penuh perhatian."

Shamsi menyebut apa yang dilakukan komunitas Yahudi dan Muslim ini mengubah banyak hal.

"Gerakan yang dimulai di New York menjadi global movement [gerakan global] antar Muslim-Yahudi. Terakhir di Tunisia tahun 2019. Mereka berabad-abad belum pernah berdialog. Saat kami ke sana, para syekh dan rabi saling berterima kasih," ceritanya.

Pendeta Uma Mysorekar, Iman Shamsi Ali dan Rabi Alvin Kass menerima penghargaan dari NYPD pada 9 Mei 2009 di New York.
Getty Images
Pendeta Uma Mysorekar, Iman Shamsi Ali dan Rabi Alvin Kass menerima penghargaan dari NYPD pada 9 Mei 2009 di New York.

Setelah tiba di New York pada 1996 dan memimpin Masjid al-Hikmah, Shamsi diundang memberi ceramah tentang Islam di New York Police Department.