Napak Tilas Para Perempuan Penjelajah yang Terlupakan
- bbc
"Mantel wol yak itu tebal, tapi di malam hari benar-benar membeku," ungkapnya.
Agar tetap hangat pada era 1920-an, David-Neel berlatih pernapasan Tummo, yaitu teknik kuno yang menghangatkan tubuh dari dalam.
Namun lantaran metode ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dikuasai, Wortley mengandalkan dua botol air panas, sebuah kemewahan kecil yang dulu juga dimiliki David-Neel.
Botol itu diisi dengan air yang dipanaskan di atas api guna bertahan dari suhu dingin.
"Saya cukup banyak menghabiskan malam mengisi ulang botol-botolnya. Saya tidak banyak tidur," kata Wortley sambil tertawa.
Apakah dia pernah menyesali keputusannya untuk tidak menggunakan peralatan modern?
"Ada saat-saat ketika saya menyesalinya, tentu saja. Tapi saya ingin mengalami apa yang dia alami. Satu-satunya cara untuk melakukan itu dan untuk benar-benar memahami betapa sulitnya itu baginya adalah melakukannya hanya dengan apa yang dia punya," kata Wortley.
Wortley menambahkan bahwa proses meneliti semua pakaian dan peralatan milik David-Néel menjadi salah satu bagian yang paling menarik baginya.
Wortley merekrut sejumlah perempuan dalam timnya selama perjalanan. Mereka antara lain pembuat film, Emily Almond Barr dan pemandu keturunan Lepchas, Jangu.
Nama terakhir tadi merupakan penduduk asli Sikkim (sebuah daerah di bagian timur laut India).
Keduanya memilih mengenakan pakaian modern dan menggunakan peralatan modern.