Logo BBC

Kisah Perburuan Khalid Sheikh Mohammed Arsitek Serangan 11 September

Poster buronan yang dirilis oleh Presiden Bush pada tahun 2001. BBC Indonesia
Poster buronan yang dirilis oleh Presiden Bush pada tahun 2001. BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Khalid Sheikh Mohammed, pria yang dituduh merancang serangan dengan membajak pesawat untuk ditabrakkan ke gedung tinggi di Amerika Serikat pada 11 Septermber 2001, sebenarnya bukan nama asing di kalangan aparat keamanan Amerika Serikat.

Jauh sebelum 2001, Mohammed --yang juga dikenal dengan sebutan KSM-- sudah masuk radar agen-agen intelijen Amerika, termasuk Frank Pellegrino, agen khusus FBI.

KSM adalah salah satu buruan Pellegrino.

Andai saja KSM tertangkap lebih cepat, apakah serangan 11 September bisa dicegah?

Pellegrino berada di satu kamar hotel di Malaysia ketika pesawat yang dibajak menabrak gedung Twin Towers, di New York.

 

George W Bush dengan pengeras suara.
Getty Images
Presiden Bush bergabung dengan petugas pemadam kebakaran membersihkan puing-puing beberapa hari setelah serangan itu.

 

Saat menyaksikan beritanya di layar televisi, Pellegrino langsung berujar, "Ini [pasti dilakukan oleh] buruan saya."

Baginya, hanya satu orang yang bisa merancang serangan dalam skala ini, dan orang itu adalah KSM, orang yang selama ini ia cari.

Memang, bagi banyak pihak, nama Osama Bin Laden adalah yang paling identik dengan serangan 11 September.

Tapi sebenarnya, arsitek serangan tersebut adalah KSM.

Dia adalah orang yang punya ide serangan itu dan membawanya ke al-Qaida, kelompok yang dipimpin Osama bin Laden.

 

Siapa Khalid Sheikh Mohammed?

 

Lahir di Kuwait, Mohammed pernah belajar di Amerika sebelum ikut berperang di Afghanistan pada 1980-an.

Bertahun-tahun sebelum serangan 11 September, agen FBI Frank Pellegrino telah mengikuti jejaknya.

 

KSM
Reuters
KSM saat diadili pada 2012.

 

Pellegrino telah ditugaskan oleh FBI untuk menyelidiki pengeboman World Trade Center tahun 1993.

Di situlah nama Mohammed pertama kali menjadi perhatian otoritas keamanan AS karena dia telah melakukan transfer uang ke salah satu pelaku yang terlibat.

Agen FBI menyadari skala ambisi Mohammed pada tahun 1995 ketika ia dikaitkan dengan rencana untuk meledakkan beberapa pesawat internasional di atas Pasifik.

Pada pertengahan 1990-an, Pellegrino nyaris mendapatkan Mohammed, melacaknya ke Qatar.

Dia dan tim pergi ke Oman untuk kemudian menyeberang ke Qatar dan menangkap Mohammed. Sebuah pesawat bahkan telah disiapkan membawa sang tersangka.

Namun muncul perlawanan dari diplomat AS di lapangan.

Pellegrino pergi ke Qatar dan memberi tahu duta besar dan pejabat lain di kedutaan bahwa dia memiliki dakwaan terhadap Mohammed atas rencana yang melibatkan pesawat.

Pellegrino mengatakan, para diplomat tampaknya khawatir penangkapan itu akan menyebabkan masalah di negara ini.

"Saya pikir, mereka mengira mungkin ini akan memicu keributan," kenang Pellegrino.

 

Frank Pellegrino
Frank Pellegrino
Pellegrino pada tahun 1987 dan pada tahun 2020.

 

Akhirnya duta besar memberi tahu Pellegrino bahwa pejabat Qatar mengeklaim telah kehilangan Mohammed.

"Ada kecemasan, ada kemarahan dan frustrasi," katanya. "Kami tahu itu adalah kesempatan yang terlewatkan."

Walaupun demikian, Pellegrino mengakui bahwa pada pertengahan 90-an, Mohammed tidak menjadi target prioritas tinggi.

Pellegrino bahkan tidak bisa memasukkannya ke dalam 10 orang yang paling dicari Amerika. "Saya diberitahu bahwa sudah terlalu banyak teroris di dalam daftar."

Mohammed tampaknya telah diberi tahu tentang penangkapan itu dan melarikan diri dari Qatar, berakhir di Afghanistan.

Selama beberapa tahun berikutnya, nama KSM terus muncul, sering kali di buku telepon para tersangka teror yang ditangkap di seluruh dunia, memperjelas bahwa dia memiliki hubungan yang terkoneksi.

Selama tahun-tahun inilah Mohammed pergi ke Bin Laden dengan ide melatih pilot untuk menabrakkan pesawat ke gedung-gedung di AS.

Dan kemudian serangan 11 September terjadi.

Kecurigaan Pellegrino tentang peran KSM terbukti ketika seorang tokoh kunci al-Qaida dalam tahanan menyebut nama KSM.

"Semua orang sadar bahwa pria yang saya buru itulah yang melakukannya," kenang Pellegrino.

 

Dampak kerusakan World Trade Center
Getty Images
Pemboman World Trade Center 1993 menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 1.000.

 

Pada tahun 2003, Khalid Sheikh Mohammed dilacak dan ditangkap di Pakistan.

Pellegrino berharap Mohammed akan diadili, tapi kemudian dia menghilang.

CIA telah membawanya ke "lokasi gelap" di mana "teknik interogasi yang canggih" digunakan.

"Saya ingin tahu apa yang dia ketahui, dan saya ingin mengetahuinya dengan cepat," kata seorang pejabat senior CIA saat itu.

Mohammed mengalami waterboarding (teknik interogasi tahanan dengan cara mengikat tangan dan wajah, kemudian kepalanya ditutup dan disiram air, untuk mendapatkan efek tenggelam) setidaknya 183 kali.

Mohammed juga mengalami tekanan rehidrasi dubur, posisi stres, kurang tidur, ketelanjangan paksa, dan diberitahu bahwa anak-anaknya akan dibunuh.

Dia kemudian mengakui beberapa rencana waktu itu.

Tetapi laporan Senat kemudian menemukan bahwa banyak data keterangan intelijen itu telah dibuat-buat oleh tahanan.

 

Perbatasan Afghanistan-Pakistan
Getty Images
Informasi dari Mohammed menyebabkan pencarian intensif untuk Bin Laden di perbatasan Pakistan.

 

Setelah rincian program penahanan CIA terungkap, "tahanan bernilai tinggi" seperti Mohammed dipindahkan ke Teluk Guantanamo pada 2006.

FBI akhirnya diizinkan mengakses.

Pada Januari 2007 Frank Pellegrino bertatap muka untuk pertama kalinya dengan pria yang telah lama dikejarnya.

"Saya ingin memberi tahu dia bahwa saya terlibat dalam mendakwanya di tahun 90-an," katanya, dengan harapan membuka percakapan untuk mengekstrak informasi tentang 11 September.

Pellegrino itu tidak mengungkapkan rincian dari apa yang mereka bicarakan, tetapi mengakui "KSM adalah pria yang sangat menarik dengan selera humor yang tinggi".

KSM sering terlihat "megah" saat interogasi di Guantanamo dan Pellegrino menggambarkan tersangka teroris paling terkenal di dunia itu sebagai "Kardashian" dalam mendapatkan perhatian walaupun mengatakan dia tidak menunjukkan penyesalan.

Apakah dia akan mengaku atau ingin memanfaatkan persidangan sebaik-baiknya?

"Saya tentu berpikir dia baik-baik saja dengan apa yang dia lakukan, tetapi dia menyukai pertunjukan itu," katanya.

Setelah enam hari berbicara, Mohammed akhirnya berkata bahwa dia sudah cukup. "Dan hanya itu," kenang Pellegrino.

Upaya selanjutnya untuk memberikan keadilan untuk para korban serangan 11 September pun gagal.

Sebuah rencana untuk mengadakan persidangan di New York tersendat setelah penolakan dari publik dan politik.

"Semua orang berteriak `Saya tidak ingin orang ini di Amerika. Jauhkan dia di Guantanamo,`" kata Pellegrino, dirinya seorang warga New York.

 

Seorang tentara berjaga di menara yang menghadap ke Camp Delta di pangkalan angkatan laut Teluk Guantanamo dalam file foto 31 Desember 2009 yang disediakan oleh Angkatan Laut AS.
Reuters
Seorang tentara berjaga di menara yang menghadap ke Camp Delta di pangkalan angkatan laut Teluk Guantanamo.

 

Berikutnya adalah pengadilan militer di Guantanamo. Tetapi penundaan prosedural, ditambah dengan pandemi Covid-19 yang menutup pangkalan, membuat proses menjadi berlarut-larut.

Pengacara Mohammed, David Nevin, telah menangani kasus ini sejak 2008. Rencana awalnya adalah segera memulai persidangan.

Tapi untuk memulai persidangan sangat sulit, katanya. Kini hakim yang baru diangkat adalah "hakim kedelapan atau kesembilan yang kami miliki".

Hakim harus membiasakan diri dengan sekitar 35.000 halaman transkrip sidang sebelumnya dan ribuan mosi dalam apa yang Nevin gambarkan sebagai "persidangan kasus pidana terbesar dalam sejarah Amerika Serikat".

Dan ini yang paling kontroversial, karena kelima terdakwa semuanya ditahan secara rahasia oleh CIA dan menjadi sasaran "teknik interogasi tinggi."

 

Penjara di Guantanamo
Getty Images
Kompleks penjara di Guantanamo di mana beberapa persidangan awal berlangsung.

 

Cara itu, katanya, telah menyebabkan keterangan dari terduga pelaku terkontaminasi.

Amerika Serikat "mengorganisir dan menerapkan program yang jelas untuk menyiksa orang-orang ini," kata Nevin.

Metode-metode itu memberikan banyak ruang untuk banding terhadap hukuman apa pun yang dijatuhkan.

Nevin tidak akan mengungkapkan perincian tentang bagaimana rasanya mewakili salah satu terdakwa paling terkenal di dunia.

Dia mengatakan, awalnya kliennya "sangat skeptis" diwakili oleh seorang pengacara Amerika sehingga ada proses panjang untuk mengenal satu sama lain.

Ketika Mohammed ditahan di sel paling rahasia dari pangkalan angkatan laut, para pengacara dimasukkan ke dalam sebuah van dengan jendela-jendela digelapkan dan dikemudikan selama 45 menit untuk membuat mereka bingung, katanya.

Tapi sekarang kliennya ditahan di Camp 5 yang kurang rahasia.

 

Keluarga korban menunjukan orang yang dikasihi meninggal akibat 9/11.
Pool
Keluarga korban 9/11 memberikan konferensi pers ketika Mohammed menjalani sidang pra-sidang pertamanya.

 

"Kami bekerja sangat keras untuk tidak melakukan apa pun yang akan memperburuk rasa sakit dan penderitaan yang mereka alami selama bertahun-tahun," kata Nevin.

Alasan lain, dia percaya bahwa pengadilan yang telah berlarut-larut karena ini adalah kasus hukuman mati dan itu meningkatkan taruhannya.

"Itu akan menjadi waktu yang lama sekali jika pemerintah tidak berusaha untuk mengeksekusi orang-orang ini."

Pellegrino menunda pengunduran dirinya dari FBI selama tiga tahun dengan harapan pengadilan militer Mohammed di Guantanamo, yang dia harapkan untuk bersaksi, akan selesai.

"Akan menyenangkan untuk melihat kasus ini selesai saat saya masih bekerja secara aktif."

Tetapi agen khusus veteran itu mencapai usia pensiun dan baru saja meninggalkan FBI.

 

 

Setelah keliling dunia untuk mengejar petunjuk tentang Mohammed, Pellegrino sekarang merasakan kegagalan yang kuat, bertanya-tanya apakah menangkapnya pada 1990-an mungkin dapat mencegah 9/11.

"Namanya muncul di kepala saya setiap hari dan itu bukan hal yang menyenangkan," katanya.

"Waktu membantu menyembuhkan banyak hal. Tapi begitulah adanya."