Kisah 5 Perempuan, Termasuk di Indonesia, Hidup di Bawah Hukum Islam
- bbc
Perempuan boleh mengenakan apa saja yang mereka inginkan - jika Anda pergi ke gym, Anda akan melihat seseorang yang berjilbab dan yang lain mengenakan bra olahraga. Kami tidak memiliki polisi agama.
Sebagai bagian dari pendidikan di sekolah saya, kami diajarkan tentang lima pilar Islam, ekonomi Islam, dan hukum Syariah. Di pagi hari saya biasa belajar mata pelajaran seperti sains dan matematika. Pada sore hari saya akan pergi ke sekolah agama yang memiliki guru laki-laki dan perempuan.
Dalam hal warisan, saudara laki-laki mendapatkan dua kali lipat dari yang didapatkan saudara perempuan, sesuai Syariah. Tetapi di negara kami, kebanyakan orang seperti kakek-nenek saya meninggalkan surat wasiat. Itu menggantikan hukum Islam.
Saya tidak salat lima kali sehari seperti yang diamanatkan oleh agama tetapi saya melakukan sebanyak yang saya bisa. Waktu saya masih muda, orang tua saya sangat keras perihal salat. Saya melewati periode ketika saya tidak salat sama sekali dan kemudian saya bertaubat.
Saya telah belajar terbang dan mendapatkan lisensi pilot. Di kelas pilot, saya bertemu dengan pacar saya - dia berasal dari Jerman utara. Saya mengatakan kepadanya di awal hubungan kami bahwa saya adalah orang yang relijius dan ingin membangun keluarga di lingkungan Islam. Ia menghormati keinginan saya dan telah masuk Islam. Kami akan menikah dalam waktu dekat.
Beberapa cendekiawan Muslim berpendapat bahwa laki-laki dan perempuan yang belum menikah seharusnya tidak menghabiskan waktu bersama. Tapi saya sangat merasa bahwa dua orang yang ingin berkomitmen pada pernikahan harus saling mengenal sebelum sepakat untuk menghabiskan sisa hidup mereka bersama.
Saya tahu apa yang benar dan apa yang salah menurut agama. Saya juga tahu apa yang benar dan apa yang salah bagi saya. Itu dua hal yang berbeda.
Saya tidak memakai jilbab. Beberapa orang bahkan mungkin mengatakan saya bukan Muslim yang baik. Tetapi bagi saya, itu antara saya dan Allah, dan jika Allah berpikir apa yang saya lakukan itu salah maka saya akan meminta maaf kepada Allah.
Saya pikir hanya sebagian kecil dari populasi di Brunei yang sangat konservatif - mayoritas sangat toleran.
Mencari ilmu dan keterampilan baru adalah nilai inti ajaran Islam. Saya tidak tahu dari mana gagasan bahwa perempuan tidak boleh mendapat pendidikan ini berasal. Bagi saya, ini tidak Islami.
Saya berusaha untuk menjadi Muslim yang lebih baik, setiap hari.