Kisah 5 Perempuan, Termasuk di Indonesia, Hidup di Bawah Hukum Islam
- bbc
Beberapa tahun yang lalu kami tidak punya bioskop tetapi sekarang kami punya, dan itu adalah salah satu tempat favorit saya.
Saya tidak menutupi wajah saya dan bukan suatu "keharusan" untuk mengenakan jilbab.
Dahulu, restoran memiliki area untuk keluarga dan area untuk lajang. Sekarang tidak ada pemisahan seperti itu. Di tempat umum, laki-laki dan perempuan sekarang dapat bercampur - misalnya saya suka pergi keluar untuk makan siang dengan kolega-kolega pria saya.
Tapi ini adalah negara Muslim, sehingga tidak ada klub malam, bar, dan lain-lain. Alkohol dilarang.
Saya bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jeddah. Di perusahaan saya, orang dibayar sesuai dengan pekerjaan mereka, bukan jenis kelamin.
Saya berusia 30 tahun; saya akan menikah ketika saya menemukan Pangeran Tampan. Orang tua saya sangat suportif - mereka tidak memaksa saya untuk menikah.
Ada yang bilang reformasi berjalan terlalu lambat. Tapi ibu saya sudah di Saudi bahkan sebelum saya lahir dan menurut dia perubahannya sangat drastis.
`Alkohol ilegal tapi orang minum-minum di pesta`
Di Iran, pembatasan yang dihadapi seorang perempuan sangat tergantung pada latar belakang keluarganya, kata Mahsa. (Mahsa meminta BBC tidak menggunakan nama lengkapnya atau menunjukkan wajahnya demi keselamatan pribadinya.)
Masyarakat Iran dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Beberapa sangat religius, kaku, berpikiran sempit, dan berprasangka - mereka bahkan dapat membunuh anak perempuan atau saudara perempuan mereka karena berpacaran.
Kelompok kedua seperti keluarga saya - kelas menengah perkotaan. Fokus utamanya adalah mendapatkan pendidikan dan pekerjaan.
Kelompok ketiga adalah sekelompok kecil elit kaya yang tidak terikat oleh hukum.