Komunitas Uighur Cemas Taliban Akan Kerja Sama dengan China
- bbc
Gerilyawan itu adalah kekuatan yang menurut China menimbulkan ancaman bagi mereka.
Namun Taliban juga memiliki sejarah kerja sama dengan China. Mereka memiliki garis perbatasan pendek. Sejumlah pakar menilai kemampuan China menyediakan bantuan teknologi dan infrastruktur, termasuk memberikan legitimasi kepada rezim baru Taliban, akan mengalahkan segala bentuk solidaritas.
"Proyek lajur dan jalan memberi China banyak pengaruh ekonomi atas negara-negara yang bekerja sama dengan mereka. Sebagai gantinya, orang-orang Uighur sering menjadi kambing hitam," kata Bradley Jardine, pengamat yang mempelajari efek ekonomi-politik luar negeri China.
"Taliban akan mengharapkan konsesi ekonomi dan investasi yang sangat dibutuhkan dari China. Perlakuan terhadap orang-orang Uighur di Afghanistan bisa ditentukan dengan tawar-menawar," ujarnya.
Juli lalu China mengundang delegasi senior Taliban ke Tianjin. Kala itu Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyatakan harapan agar Taliban "memainkan peran penting dalam proses perdamaian, rekonsiliasi dan rekonstruksi negara itu".
Sebaliknya, Taliban berjanji "tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah Afghanistan untuk melawan China".
Komunitas Uighur di Afghanistan tahu tentang pertemuan tersebut.
Berita tentang hubungan diplomatik yang berkembang telah menyebar melalui komunitas Uighur di seluruh negara itu.
Mereka juga menyadari rekam jejak pemerintah China yang belakangan ini memburu orang-orang Uighur di luar negeri.
"Kita semua tahu tentang hubungan Taliban dengan China. Kami khawatir itu akan mengejar orang-orang yang melarikan diri," kata perempuan Uighur di Mazar-i-Sharif, yang dibesarkan di Xinjiang.
"Kami telah berhenti berbelanja dan tidak meninggalkan rumah sama sekali," katanya.