Korban Meninggal karena Teror Bom di Kabul Terus Bertambah

Anak-anak calon pengungsi di Bandara Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/1stLt. Mark Andries/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS/aww

VIVA – Korban meninggal dunia akibat teror bom di luar bandara Kabul, Afghanistan jumlah terus bertambah. Kini, jumlah korban meninggal dilaporkan 175 orang yang 13 di antaranya tentara Amerika Serikat (AS).

Antisipasi Narkoba Masuk Jakarta Buat Pesta Akhir Tahun, Begini Jurus Kombes Donald

Aljazeera melaporkan korban meninggal sedikitnya 175 orang. Kini, pasukan AS coba membantu mengevakuasi sebagian warga Afghanistan yang sudah putus asa ingin meninggalkan negara itu karena tak mau di bawah pemerintahan Taliban.

Meski demikian, otoritas AS masih memprediksi kemungkinan ancaman teror yang menyasar bandara Kabul. Sebelumnya, Kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Khorasan atau ISIS-K mengklaim bertanggungjawab atas teror bom tersebut.

Anak Buah Irjen Karyoto Tangkap Penyelundup Sabu Asal Afghanistan di Dekat Kampung Ambon, Total Barang Bukti 389 Kg

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan AS yakin masih ada ancaman spesifik terhadap bandara. 

Pun, pejabat Pentagon Mayor Jenderal Angkatan Darat AS William Taylor juga menyakini teror pada Kamis di luar Bandara Hamid Karzai hanya ada satu bom. Dia menyebut pelaku bom bunuh diri hanya satu.

Ada 30 Ancaman Bom Palsu saat Pemungutan Suara di AS

Taylor tak percaya ada dua ledakan yang disebut salah satunya ada di dekat Hotel Baron, Kabul.

"Kami tidak percaya bahwa ada ledakan kedua di atau di dekat hotel Baron. Bahwa ledakan itu adalah satu pembom bunuh diri," kata Taylor dikutip dari Aljazeera, Sabtu, 28 Agustus 2021.

Adapun Charles Stratford dari Aljazeera, melaporkan dari Kabul, evakuasi warga meninggalkan Afghanistan terus dilanjutkan.

"Kami telah melihat sejumlah pesawat lepas landas. Jumlah orang di sekitar bandara meningkat drastis sejak kemarin," kata Charles.

Serangan teror di luar bandara Kabul yang menewaskan lebih 170 orang itu jadi sorotan dunia internasional. Pemerintah AS berang terhadap teror ini karena 13 tentaranya jadi bagian korban tewas.

Presiden AS Joe Biden berjanji siap balas dendam dan tak menerima teror tersebut. Dia berjanji akan memburu dalang serangan di Kabul yang disebutnya adalah kelompok ISIS-K. Biden mengatakan tidak akan memaafkan pihak yang coba mengganggu AS.

"Kami akan memburumu dan membuatmu membayar. Saya akan membela kepentingan kami dan rakyat kami dengan segala tindakan atas perintah saya," ujar Biden.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya