Taliban Kutuk Teror Bom di Kabul yang Tewaskan 60 Warga Afghanistan
- Twitter @RanaHumairHaya6
VIVA – Dua teror bom menyasar Kota Kabul, Afghanistan dengan dampak menewaskan 60 warga sipil dan 12 tentara Amerika Serikat (AS). Sedikitnya, 140 warga Afghanistan juga mengalami korban luka-luka.
Terkait teror itu, kelompok Taliban mengutuk keras aksi biadab itu. Meski tidak mengidentifikasi para penyerang, tapi Taliban menilai aksi ini sebagai pekerjaan lingkaran jahat yang 'ditekan' begitu pasukan asing akan meninggalkan Afghanistan.
Selain mengutuk teror bom, mereka menyampaikan peristiwa kejadian berada di daerah kendali militer AS. Salah satu teror bom terjadi di area luar bandara internasional Hamid Karzai di Kabul.
"Mengutuk keras pemboman yang menargetkan warga sipil di bandara Kabul,” kata Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, di Twitter dikutip dari Arabnews, Jumat, 27 Agustus 2021.
Ledakan bom bunuh diri ini terjadi jelang batas waktu bagi pasukan AS dan sekutunya untuk mengakhiri evakuasi besar-besaran terhadap warganya di Afghanistan. Bandara Hamid Karzai menjadi satu-satunya bagian negara Afghanistan yang masih berada di bawah kendali AS setelah Taliban mengkudeta kepemiminan Presiden Ashraf Ghani.
Teror bom di Kabul ini dilakukan oleh dua pembom bunuh diri. Selain itu, ada pria bersenjata yang menyerang kerumunan warga Afghanistan setelah bom meledak. Dari laporan terakhir, kelompok ISIS yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut.
Militer AS menyampaikan 12 tentara AS yang tewas berasal dari 11 marinir dan satu petugas medis Angkatan Laut. Selain itu, belasan anggota lainnya mengalami luka-luka.
Tentara AS tewas saat menjaga Gerbang Biara yang merupakan area masuk ke Bandara Hamid Karzai. Di area penjagaan itu, tentara AS bertugas menyaring warga Afghanistan yang mau masuk ke bandara. Pihak AS mengancam akan memburu pelaku teror bom tersebut.
Adapun dari laporan Arabnews dengan merujuk video yang beredar dan diunggah jurnalis Afghanistan memperlihatkan puluhan mayat orang tewas dalam kerumunan yang padat di luar bandara. Parit berair di dekat pagar bandara tampak dipenuhi beberapa mayat berlumuran darah.
Sebagian warga terlihat menangis sambil mencari anggota keluarganya yang belum ditemukan saat peristiwa terjadi.