Kisah Pencari Suaka Afghanistan di KM Palapa 20 Tahun Lalu
- abc
Ternyata itu hanya tipu muslihat.
"Ketika mereka muncul di samping Tampa, kami melihat kapal mereka memiliki kanvas dan di bawah kanvas ada banyak tentara. Lalu mereka naik," kata Christian.
Pasukan khusus ini diterjunkan untuk memastikan Tampa tidak sampai ke Pulau Christmas.
Kapten Arne Rinnan kemudian diperintahkan oleh pemerintah Australia untuk mengembalikan Tampa ke perairan internasional. Tapi dia menolak.
Peter Mares mengatakan sengketa diplomatik sudah berlangsung sengit saat itu.
"Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi memberitahu Australia agar izinkan pencari suaka ini mendarat dan diproses. PBB berjanji akan membantu Australia menemukan negara lain untuk menempatkan jika mereka benar pengungsi," katanya.
Norwegia dan Selandia Baru bahkan telah setuju untuk menerima beberapa pencari suaka. Kanada dan Inggris juga sedang membahas kemungkinan itu.
"Tetapi pemerintah Australia mengatakan tidak," katanya.
Menurut Peter, baik Partai Liberal mapun Partai Buruh yang beroposisi saat itu, sebagian besar sepakat tentang masalah ini.
"Masyarakat Australia menghendaki tindakan tegas. Tak ada keraguan soal itu. Karena situasi yang digambarkan media, politisi Liberal maupun Buruh akan bersikap inilah yang diinginkan warga Australia. Mereka ingin kita tegar. Mereka ingin kita menghentikan kapal ini," paparnya.
Padahal Australia secara sukarela telah menandatangani Konvensi Internasional tentang Pengungsi beberapa dekade sebelumnya
Menemukan solusi
Pemerintah mulai putus asa mencari solusi, apa yang harus dilakukan dengan para pencari suaka di atas MV Tampa.
Menurut Peter Mares, pemerintah lantas mengambil tindakan luar biasa dengan mengeluarkan Pulau Christmas dan Ashmore Reef dari zona migrasi Australia.
Artinya, siapa saja orang asing yang tiba di sana dengan perahu tidak bisa lagi mengklain suaka di Australia.
Lalu, ada pula kebijakan yang kemudian dikenal dengan Solusi Pasifik.
"Diplomat Australia, khususnya di Pasifik, dikirim ke negara lain untuk membuat kesepakatan dengan negara-negara kepulauan Pasifik agar menerima para pencari suaka ini atas nama Australia," jelas Peter.
"Pada akhirnya, negara yang berhasil diyakinkan untuk menerima pencari suaka adalah Nauru," tambahnya.