Logo ABC

Kisah Pencari Suaka Afghanistan di KM Palapa 20 Tahun Lalu

Dua puluh tahun lalu, 433 pencari suaka berhasil diselamatkan oleh kapal berbendera Norwegia, Tampa, setelah perahu yang mengangkut mereka dari Indonesia mengalami masalah saat menuju ke Australia. (AAP)
Dua puluh tahun lalu, 433 pencari suaka berhasil diselamatkan oleh kapal berbendera Norwegia, Tampa, setelah perahu yang mengangkut mereka dari Indonesia mengalami masalah saat menuju ke Australia. (AAP)
Sumber :
  • abc

"Kami baru menyadari bahwa kami tidak dapat menyeberangi samudera dengan 433 orang di kapal kargo yang hanya memiliki dua sekoci dan peralatan keselamatan untuk 30 ABK dan 12 penumpang saja," katanya.

"Kami ingin menyatakan bahwa kami tidak layak laut, jadi tidak dapat melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Pemerintah Australia," tegasnya.

Tapi Kapten Arne diperingatkan bila nekat memasuki zona 12 mil laut Australia, dia bisa dituntut pidana. Akibatnya, dia memutuskan menghentikan kapalnya tepat di luar zona itu. Lalu menunggu.

Kedua pihak menolak untuk mengalah

Kesehatan beberapa pencari suaka yang diselamatkan di atas Tampa mulai memburuk. Persediaan medis telah diminta oleh Tampa, namun menurut Peter Mares, tidak ada bantuan yang datang. Dia menyebut ada alasan politik di baliknya.

Pemilu federal dijadwalkan akan berlangsung pada akhir tahun dan Pemerintahan John Howard saat itu sedang rendah dukungannya.

"Ada alasan politik untuk mengambil sikap seperti itu karena pandangan umum terhadap pencari suaka di Australia sangat negatif," kata Peter.

"Jadi ada perasaan bahwa jika Howard dapat menggunakan kesempatan untuk menentang masuknya MV Tampa, hal itu akan menguntungkan dia secara politik," jelasnya.

Menurut Christian Maltau, pemerintah Australia "membuat kami sangat kesulitan karena mereka hanya ingin menyuruh kami pergi".

"Itu adalah isyarat yang sangat agresif dari pihak Australia, dan kami tidak menyangka akan seperti itu," katanya.

Di atas Tampa, ada pencari suaka yang sudah hampir melahirkan, ada pula orang yang dirawat oleh ABK dengan persediaan infus yang sudah habis.

"Kondisinya darurat medis," kata Christian yang bertanggung jawab dalam urusan medis di kapal.

Namun Menteri Philip Ruddock membantah adanya permintaan bantuan medis yang diabaikan pemerintah.

Christian menggambarkan situasinya sebagai "kebuntuan berkepanjangan", dan mengatakan kebutuhan adanya dokter semakin mendesak.

Setelah berlangsung tiga hari, pada tanggal 29 Agustus, kapten Arne Rinnan pun mengarahkan MV Tampa menuju Pulau Christmas, menempatkan kapal ini di perairan Australia, meskipun ada perintah untuk tidak melakukannya.

Saat itulah pasukan khusus Australia SAS muncul dengan kapal militer.

"Ada tiga atau empat kapal militer yang mendekati kami dengan cepat, dengan satu atau dua orang di setiap kapal," kata Christian.

"Mereka bilang akan keluar dengan persediaan medis, dan kami harus menyiapkan tangga," katanya.