Logo ABC

Kisah Pencari Suaka Afghanistan di KM Palapa 20 Tahun Lalu

Dua puluh tahun lalu, 433 pencari suaka berhasil diselamatkan oleh kapal berbendera Norwegia, Tampa, setelah perahu yang mengangkut mereka dari Indonesia mengalami masalah saat menuju ke Australia. (AAP)
Dua puluh tahun lalu, 433 pencari suaka berhasil diselamatkan oleh kapal berbendera Norwegia, Tampa, setelah perahu yang mengangkut mereka dari Indonesia mengalami masalah saat menuju ke Australia. (AAP)
Sumber :
  • abc

"Kami mempertaruhkan hidup untuk sampai ke sana (Jakarta). Kami telah menempuh perjalanan darat dan laut, melintasi pegunungan, dan sekarang tiba pada langkah terakhir. Apakah akan naik perahu yang mungkin mengantar kami ke keselamatan dan keamanan, dan mungkin juga tidak? Atau kami harus tinggal di sana karena takut tenggelam?" tutur Abbas.

Akhirnya, satu per satu pencari suaka itu pun mulai menaiki KM Palapa.

"Saat itulah perjalanan kami ke Australia benar-benar dimulai," kata Abbas.

"Perjalanan menemukan kehidupan baru".

Mesin KM Palapa mati setelah 24 jam

Dua puluh empat jam setelah KM Palapa meninggalkan Indonesia, mesinnya mati.

Tidak ada radio di perahu itu dan tidak ada daratan yang terlihat. Posisinya di tengah samudera.

"Kami seperti mainan terombang-ambing di samudera yang luas itu," kata Abbas Nazari.

Dia masih ingat badai topan menerjang dan air laut mulai merembes ke dalam perahu.

"Semua orang mengalami mabuk laut. Ada yang muntah. Kotoran berserakan dimana-mana. Saat itulah semua orang berpikir, inilah waktunya," katanya.

"Ayah terus memegang saya. Dia melingkarkan ikat pinggangnya di salah satu balok, dan saya ingat orang-orang tua memegang anak-anak mereka sembari terus berdoa," tutur Abbas.

Ada satu pesawat penjaga pantai Australia sempat terlihat tetapi kemudian menghilang.

Namun, pada putaran kedua, pesawat itu melihat tanda SOS yang dibuat oleh para pencari suaka dari kerudung perempuan dan oli mesin untuk menulis minta bantuan.

Ketika permintaan SOS dikeluarkan oleh penjaga pantai, MV Tampa hanya berjarak empat jam dari lokasi.

Abbas masih ingat betul kedatangan Christian Maltau.

"Sebuah tangga diturunkan dan yang pertama turun adalah Christian Maltau. Dia bilang, 'Oke teman-teman, ayo naik satu persatu'," kenang Abbas.

Christian mengaku kaget dengan begitu banyaknya orang yang terus muncul dari dalam palka KM Palapa.

"Saat kami mulai mengevakuasi orang-orang, sepertinya orang yang keluar dari perahu itu tak selesai-selesai," kata Christian.