Kisah Seniman Barista Ditawari Bekerja di Oman padahal Jadi Budak
- bbc
Athenkosi juga mengatakan, bosnya mengancam akan membawanya ke polisi.
Mereka mengatakan "polisi akan menangkap saya, karena saya telah menandatangani sebuah kontrak," katanya.
Apa yang tidak disadari adalah Athenkosi telah menyepakati sistem kerja yang biasa digunakan di Timur Tengah yang disebut "kafala" - sistem yang memungkinkan warga dan perusahaan secara tertutup mengendalikan penuh status buruh migran.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan, sistem ini membuat para pekerja memiliki risiko tinggi terhadap kekerasan dan eksploitasi karena mereka tak diizinkan untuk pindah kerja, atau meninggalkan negara tanpa persetujuan majikannya.
Suatu hari dalam sebulan tinggal di sana, Athenkosi melihat pintu kamarnya dibiarkan terbuka, dan mencoba untuk melarikan diri, lalu menuju ke taman di mana dia meminta kepada orang asing di sana untuk membawanya ke kantor polisi.
Tapi ketika tiba di sana, tak ada satu pun petugas kepolisian yang bisa berbahasa Inggris - dan dia diberitahu harus menunggu tiga jam sampai seorang penerjemah tiba.
Namun, ia memutuskan untuk segera kembali ke kamarnya. Ia takut akan membawa masalah karena telah pergi diam-diam.
Kembali ke tempat kerja, dengan jam kerja yang panjang, dan hanya ada satu hari libur yaitu hari Jumat. Athenkosi mulai putus asa: "Perasaan saya kalut, saya memutuskan lebih baik mati dari pada hidup seperti ini."
Dia berusaha mengakhiri hidupnya, dan akhirnya pulih di rumah sakit. Di saat itu ia menceritakan kisahnya pada seorang dokter, yang menjelaskan bahwa satu-satunya cara untuk keluar dari pekerjaan itu adalah dengan membayar majikannya.