Kisah Seniman Barista Ditawari Bekerja di Oman padahal Jadi Budak
- bbc
"Saya kira ketika dia kembali setahun lagi atau lebih, kami akan bisa beli rumah sendiri," kenang Pheliswa Feni, 28 tahun, pasangan Athenkosi yang saat ini memiliki dua anak.
"Kami tinggal di gubuk, jadi saya pikir mungkin sebuah rumah... lalu mungkin sebuah mobil, mungkin bisa membawa anak-anak kami ke sekolah yang lebih baik."
Dengan impian itu, pasangan ini meminjam uang untuk biaya perjalanan ke Oman pada Februari lalu.
Kesan pertamanya tentang negara Oman, positif. "Sangat Indah," katanya kepada Comb Podcast.
Dia melangsungkan perjalanan dari Ibu Kota Muscat ke kota kecil yang disebut Ibra, di mana ia menjalankan karantina di sebuah hotel selama tujuh hari.
"Saya berpikir: `Semua mimpi-mimpi saya akan menjadi kenyataan."
Pada saat kedatangan, dia telah dipasangi gelang pelacak selama masa karantina.
Saat masa karantina berakhir, dan gelang pelacak dilepas dokter, ia pindah ke tempat barunya. Namun dari pandangan pertamanya sudah menimbulkan gelagat yang tidak beres.
"Tempat yang kotor - sebuah kamar kecil, yang hanya dilengkapi matras dan kotak penyimpanan," kata Athenkosi, yang berbagi ruangan dengan seorang pria dari Nepal.