Presiden Ashraf Ghani: Saya Dipaksa Pergi Cuma Pakai Sandal

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani
Sumber :
  • Media sosial Ashraf Ghani

VIVA – Setelah dikabarkan melarikan diri keluar negeri, Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani muncul untuk pertama kalinya membantah tudingan dirinya melarikan diri. Melalui tayangan langsung di akun facebook miliknya, Ashraf menjawab tudingan itu, pada Rabu 18 Agustus 2021 malam waktu setempat.

Antisipasi Narkoba Masuk Jakarta Buat Pesta Akhir Tahun, Begini Jurus Kombes Donald

"Saya tidak memiliki niat untuk melarikan diri dan meninggalkan negara. Saat ini saya berada di Emirates (UEA) untuk mencegah pertumpahan darah," ujar Ghani seperti dilaporkan AP dan dilansir tvOne.

Ghani juga menjelaskan dirinya dipaksa pergi dengan pakaian seadanya seolah ingin membantah tudingan membawa lari uang senilai puluhan juta dollar sebagaimana yang diberitakan. 

Anak Buah Irjen Karyoto Tangkap Penyelundup Sabu Asal Afghanistan di Dekat Kampung Ambon, Total Barang Bukti 389 Kg

"Saya dipaksa meninggalkan Afghanistan dengan sehelai baju tradisional, rompi dan sendal yang sedang saya pakai," tuturnya.

Ghani menyalahkan kegagalan politik dalam dan luar negeri sebagai penyebab Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan. 

Pakai Jubah Bebaskan Perempuan Afghanistan, Atlet Ini Didiskualifikasi dari Olimpiade 2024

"Itu adalah kegagalan kepemimpinan pemerintah dan kegagalan politik sekutu internasional. Ini adalah kegagalan proses perdamaian yang berubah menjadi proses perang," ujar Ghani. 

"Administrasi pemerintahan Amerika di bawah (Donald) Trump, telah memprediksikan bahwa proses perdamaian sejatinya berdasarkan pengalaman Afghanistan dan standar internasional namun itu tidak terjadi," tambahnya.

Ghani menyebut dirinya tengah berkonsultasi untuk kembali ke Afghanistan menunggu proses negosiasi yang masih berlangsung hingga saat ini. 

"Saya sedang dalam proses konsultasi untuk kembali ke Afghanistan dan kembali berjuang bersama meraih keadilan, kemakmuran Afghanistan, dan mengembalikan nilai-nilai islam dan pencapaian nasional," jelasnya.

"Saya mendukung negosiasi yang sedang berlangsung di mana kami yang memulai sebagai pemerintah. Sekarang (Kepala Dewan Tinggi Rekonsilasi Nasional) Abdullah Abdullah dan mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai sedang menindaklanjutinya. Proses ini harus berhasil," tutup Ghani.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya