Logo ABC

Taktik Perang Pemimpin China Mao Zedong di Balik Kemenangan Taliban

Kembalinya Taliban mengambilalih kekuasaan di Afghanistan seharusnya tidak mengejutkan bagi siapa pun yang mengikuti perkembangan  gerakan ini. (AFP)
Kembalinya Taliban mengambilalih kekuasaan di Afghanistan seharusnya tidak mengejutkan bagi siapa pun yang mengikuti perkembangan  gerakan ini. (AFP)
Sumber :
  • abc

Mao menulis, "Strategi gerilya terutama harus didasarkan pada kewaspadaan, mobilitas, dan serangan. Hal ini harus disesuaikan dengan situasi musuh, medan, jalur komunikasi yang ada, kekuatan relatif, cuaca dan situasi rakyat."

Sangat penting, katanya, untuk memiliki tujuan yang jelas: "Tanpa tujuan politik, perang gerilya akan gagal".

Bagi Mao, ini adalah perang rakyat: petani hari ini adalah tentara esok hari. Dan di atas semua ini terjadi apa yang disebutnya "perang yang berkepanjangan", pertempuran panjang dan sulit untuk melemahkan dan mengusir musuh.

Mao menetapkan strategi tiga tahap yang diikuti oleh Taliban dalam buku tersebut.

Tahap pertama adalah invasi awal dan serangan musuh. Tahap kedua adalah konsolidasi musuh. Tahap ketiga adalah serangan balik dan mundurnya musuh.

Seperti yang dikatakan Mao, menghadapi penjajah Jepang: "Perang antara China dan Jepang bukan sembarang perang, ini adalah perang hidup dan mati antara China semi-kolonial dan semi-feodal dan imperialis Jepang..."

Taliban akan mengatakan hal yang sama tentang invasi Amerika di Afghanistan.

Pasukan Mao sering diremehkan, terutama oleh AS yang kemudian mendukung pemimpinan Nasionalis saingan Mao, Chiang Kai-Shek. Begitu juga, Amerika gagal melihat apa yang ada di depan mereka, meskipun telah memerangi Taliban selama dua dekade.