WHO Temukan Vaksin Palsu COVID-19 di India dan Afrika
- Kaspersky
VIVA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah mengidentifikasi versi palsu dari vaksin COVID-19 utama India, Covishield.
Dosis tersebut disita oleh pihak berwenang di India dan Afrika antara Juli dan Agustus, kata pernyataan WHO dilansir dari BBC, Kamis 19 Agustus 2021.
WHO juga mengatakan produsen vaksin, Serum Institute of India, mengonfirmasi bahwa dosis itu palsu.
WHO memperingatkan bahwa vaksin palsu menimbulkan risiko serius bagi kesehatan masyarakat global. WHO menyerukan penarikan vaksin palsu tersebut dari peredaran.
Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah India, tetapi laporan lokal mengatakan kementerian kesehatan negara itu sedang menyelidiki masalah tersebut.
"Meskipun kami memiliki sistem yang kuat untuk mencegah kasus seperti itu, dengan perkembangan ini, satu-satunya hal yang ingin kami pastikan adalah tidak ada orang India yang menerima vaksin palsu," kata seorang pejabat kesehatan yang tidak disebutkan namanya kepada situs berita Mint.
Covishield adalah suntikan AstraZeneca versi India, dan merupakan vaksin yang paling banyak digunakan di India dengan lebih dari 486 juta dosis yang diberikan sejauh ini.
Serum telah memasok jutaan vaksin Covishield ke negara-negara di Asia, Afrika dan Amerika Selatan - sebagai bagian dari kesepakatan yang ditandatangani dengan berbagai pemerintah dan skema Covax global untuk negara-negara miskin.
India juga mengirim dosis Covishield ke beberapa negara tetangganya sebagai bagian dari diplomasi vaksin Perdana Menteri India, Narendra Modi.
Tetapi setelah gelombang COVID-19 kedua yang menghancurkan pada April dan Mei, pemerintah India memutuskan untuk mempercepat upaya vaksin dan melarang ekspor.
Serum sejak itu menyatakan bahwa prioritas mereka tetap mempertahankan kebutuhan India sendiri, dan mereka mungkin tidak mengekspor vaksin lagi sampai akhir tahun ini.
India, yang merupakan negara yang terkena dampak terburuk kedua di dunia, menargetkan untuk memvaksinasi semua rakyatnya pada akhir tahun ini.
Sekitar 13 persen dari populasi telah divaksinasi penuh sejak awal pelaksanaan vaksinasi pada bulan Januari.