Malaysia di Tengah Krisis Politik dan Sistem Kesehatan Hampir Ambruk
- abc
Muhyiddin mulai menjadi Perdana Menteri di bulan Maret 2020 dengan kemenangan tipis di parlemen dan tanpa melalui proses pemilu.
Penentangan terhadap pemerintahannya meningkat dalam beberapa bulan terakhir, di tengah masalah ekonomi yang disebabkan karena pandemi dan lockdown.
Para pengunjuk rasa sudah mendesak Muhyiddin mengundurkan diri dan menyelenggarakan pemilu.
Sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini oleh Australian National University (ANU) menyimpulkan bahwa 54 persen warga Malaysia 'sangat khawatir' akan adanya krisis ekonomi berkepanjangan karena COVID-19.
Nadiah Zul adalah seorang insinyur teknik mesin yang kehilangan pekerjaan di industri penerbangan ketika lockdown mulai diumumkan bulan Mei.
"Saya kira saya akan bisa bertahan karena hidup sendiri, namun kondisi sekarang sangat buruk untuk kesehatan mental saya," katanya.
"Kontrak saya tidak bisa diperpanjang, dan banyak perusahaan tempat saya melamar mengatakan tidak bisa menerima lamaran karena lockdown.
"Rasanya berat sekali, dan saya seperti ingin menyerah namun saya masih butuh uang untuk hidup."