Logo ABC

Pandemi COVID-19, Ratusan Warga Australia Ingin Keluar dari Bali

Keluarga Sutherland sudah menganggap Bali sebagai rumah sendiri sejak dua dekade lalu namun kini mereka pulang ke Perth.  (ABC News)
Keluarga Sutherland sudah menganggap Bali sebagai rumah sendiri sejak dua dekade lalu namun kini mereka pulang ke Perth.  (ABC News)
Sumber :
  • abc

Tapi dia tidak menerima kabar apa-apa dari pihak DFAT.

Scott mengaku sangat marah dan kecewa berat terhadap cara DFAT memperlakukannya.

"Tidak ada yang menghubungi saya untuk memverifikasi apa yang saya alami. Bahkan balasan resmi atau telepon, email, tidak ada sama sekali," katanya.

"Mereka cuma mengirim balasan otomatis. Itu saja. Saya menelepon Kedutaan dua kali, memperbaharui pendaftaran DFAT dua kali, tapi sama sekali tidak ada balasan sama sekali dari mereka," ucap Scott.

Ia akhirnya ikut mendaftar untuk berlayar dengan kapal tapi akhirnya menyerah setelah mendengar adanya aturan larangan perbatasan baru.

Hingga pekan lalu, warga Australia yang tinggal di negara lain bisa pulang sementara, tanpa perlu pengecualian khusus untuk pergi lagi.

Kini, warga yang telah pulang seperti itu memerlukan persetujuan ketat untuk bisa meninggalkan Australia.

Ayah Scott Hindmarch telah meninggal minggu lalu, dan dia pun mengatur pemakaman secara jarak jauh dari Lombok.

"Saya yang menyampaikan sambutan duka cita keluarga, jadi harus merekamnya terlebih dahulu," katanya.