Militer AS Ambil Ahli Bandara Kabul untuk Evakuasi Staf Kedutaan
- Twitter/Jack Posobiec
VIVA – Pasukan Amerika Serikat mengambil alih bandara internasional Kabul, Senin 16 Agustus 2021, sementara ribuan penduduk putus asa mencoba melarikan diri dari kota setelah Taliban merebut Afghanistan.
Dilaporkan BBC, Militer AS telah mengamankan bandara Kabul dan mengambil alih kontrol lalu lintas udara untuk mengevakuasi staf Amerika dan sekutunya.
Tetapi sebagian besar penerbangan komersial telah ditangguhkan, membuat ribuan warga Afghanistan dan warga negara asing lainnya terlantar. Ribuan penduduk Afghanistan dan warga asing memadati bandara untuk keluar dari Kabul.
Taliban mengklaim kemenangan setelah pemerintahan sah Afghanistan runtuh pada hari Minggu 15 Agustus 2021. Presiden Ashraf Ghani telah melarikan diri keluar negeri.
AS mengatakan telah memindahkan semua staf kedutaannya ke bandara untuk menunggu evakuasi, dengan hampir 6.000 tentara dikirim untuk membantu operasi tersebut.
Ribuan warga Amerika, staf kedutaan lokal dan keluarga mereka, serta "warga negara Afghanistan yang rentan" akan diterbangkan dalam beberapa hari mendatang, kata pernyataan resmi Pemerintah AS.
Helikopter AS yang mengangkut personel kedutaan di atas kota Kabul pada hari Minggu. Banyak maskapai penerbangan komersial telah mengubah rute di sekitar Kabul atau menangguhkan penerbangan.
Sekitar 600 tentara Inggris telah dikerahkan untuk membantu misi penarikan tentara dan warganya. Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan prioritasnya adalah mengeluarkan warga negara Inggris dan "semua orang yang telah membantu upaya Inggris selama 20 tahun keluar dari Afghanistan secepat yang kami bisa".
Dia meminta kekuatan "yang berpikiran sama" untuk bekerja sama, dan tidak mengakui pemerintahan baru tanpa kesepakatan.
Negara-negara lain juga mengevakuasi warganya dari Afghanistan, mengurangi kehadiran mereka dan dalam beberapa kasus menutup kedutaan mereka sama sekali.
Lebih dari 60 negara mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan warga Afghanistan dan warga negara asing yang ingin meninggalkan negara itu harus diizinkan untuk pergi.
Mereka juga mengatakan bandara dan perlintasan perbatasan harus tetap dibuka, kata Departemen Luar Negeri AS Minggu malam.
Pemerintah AS dan negara-negara lain, termasuk Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan, Qatar, dan Inggris, mengatakan dalam pernyataan bersama itu bahwa "mereka yang berada pada posisi kekuasaan dan kewenangan di seluruh Afghanistan memiliki tanggung jawab --dan akuntabilitas-- pada perlindungan jiwa manusia dan properti, dan pada pemulihan segera keamanan dan ketertiban sipil."
Pernyataan itu juga menyebutkan "orang-orang Afghanistan layak untuk hidup dalam keselamatan, keamanan dan harga diri. Kami di komunitas internasional siap untuk membantu mereka."