Taliban Kepung Kabul, Presiden Ashraf Ghani Kabur dari Afghanistan

VIVA Militer: Anggota milisi Taliban di Afghanistan
Sumber :
  • Al-Jazeera

VIVA – Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dilaporkan telah meninggalkan negaranya untuk menuju Tajikistan. Langkah Ashraf ke Tajikistan diduga karena pasukan Taliban yang sudah tinggal menunggu waktu masuk Kabul, Ibu Kota Afghanistan.

Pakistan Akui Kirim Serangan Udara di Afghanistan Hingga Menewaskan Teroris

Kepala Dewan Tinggi untuk rekonsiliasi Afghanistan, Abdullah Abdullah membenarkan kepergian Ashraf ke Tajikistan.

“Mantan presiden Afghanistan telah meninggalkan negara itu,” kata Abdullah, dalam sebuah video di halaman Facebook-nya dikutip dari Aljazeera, Minggu, 15 Agustus 2021.

Antisipasi Narkoba Masuk Jakarta Buat Pesta Akhir Tahun, Begini Jurus Kombes Donald

Kepergian Ghani ke Tajikistan menjadi sorotan pemberitaan karena dilakukan saat proses negosiasi pemindahan kekuasaan secara damai. Hal ini lantaran pejuang Taliban sudah mengepung Kabul. Gerilyawan Taliban juga sudah menguasai 26 dari 34 ibu kota provinsi di Afghanistan dalam waktu hanya kurang dari dua pekan.

Sementara itu, seorang petinggi Taliban menyampaikan kepada Reuters bahwa pihaknya mengecek laporan tentang kepergian Ghani dari negara tersebut.

Anak Buah Irjen Karyoto Tangkap Penyelundup Sabu Asal Afghanistan di Dekat Kampung Ambon, Total Barang Bukti 389 Kg

Pun, pasukan Taliban yang sudah 'mengalahkan' pemerintah Afghanistan, mengeluarkan instruksi agar para pejuangnya bisa menahan diri untuk tidak melakukan tindak kekerasan. Mereka juga menawarkan jalan yang aman bagi siapa pun yang mau meninggalkan Kabul.

Sebelumnya, pasukan Taliban juga sudah berhasil merebut dan mengambil alih kendali Jalalabad, kota kunci yang punya peranan penting di wilayah Timur Afghanistan. Taliban berhasil menguasai Jalalabad dengan mudah alias tanpa perlawanan.

VIVA Militer: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump

Anti-Imigran, Trump Batalkan Penerbangan 1.600 Warga Afganistan yang Ingin Pindah ke AS

Hampir 1.660 warga Afghanistan, yang diizinkan pemerintah Amerika untuk bermukim kembali di AS, termasuk anggota keluarga personel militer AS, dibatalkan penerbangannya.

img_title
VIVA.co.id
22 Januari 2025