Logo ABC

Muncul Kasus Delta, 11 Juta Warga Wuhan Dites dalam Hitungan Hari

Beberapa mengatakan pemerintah China sempat meremehkan kecepatan penularan varian Delta. (AP: Chinatopix)
Beberapa mengatakan pemerintah China sempat meremehkan kecepatan penularan varian Delta. (AP: Chinatopix)
Sumber :
  • abc

Pemerintah China mengatakan hampir semua 12 juta penduduk Wuhan sudah dites COVID-19 dalam waktu kurang dari seminggu.

Minggu lalu, penularan virus corona kembali terjadi di kota tersebut hingga membentuk klaster-klaster baru.

Virus ini pertama ditularkan oleh tujuh orang pekerja migran di Pusat Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Wuhan yang positif COVID-19.

Keesokan harinya, pengetesan COVID-19 massal segera dilakukan di kota yang mencatat kasus pertama virus corona di akhir tahun 2019 tersebut.

Dari tes massal ini, Pemerintah setempat melaporkan ada sembilan orang dalam komunitas  yang positif COVID-19.

"Sejauh ini, sebanyak 11,2858 juta orang telah dites. Pada dasarnya sudah mencakup keseluruhan populasi, kecuali mahasiswa yang berlibur dan sudah meninggalkan kota dan anak di bawah enam tahun," kata Li Tao, wakil sekretaris jenderal pemerintah kota Wuhan.

"Kami akan terus mengecek dan menjadwalkan penduduk yang tidak sempat dites."

Sejauh ini, China hanya memvaksinasi warganya dengan vaksin buatannya sendiri.

Hingga kini, sebanyak 1,6 miliar dosis vaksin telah diberikan.

Namun, ilmuwan di pemerintahan mengakui vaksin China kurang efektif dalam melawan virus corona walau masih memberikan sedikit perlindungan.

"Melalui tes asam nukleat ini, sembilan warga di luar petugas karantina yang kini dalam pengawasan, positif COVID-19 dan telah dilarikan ke rumah sakit rujukan untuk dikarantina dan dirawat," ujar Li.

China sempat memegang kendali atas penularan COVID-19 sesaat setelah penyakit tersebut menyebar ke seluruh dunia.

Penerapan 'lockdown' singkat dan tes massal untuk mengisolasi mereka yang terdampak adalah kunci pengendalian yang selama ini dilakukan pemerintah setempat.

Diketahui kebanyakan kasus COVID-19 yang baru menyebar lagi saat ini adalah varian Delta.

REUTERS

Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris