Vaksin COVID Bisa Bentuk Pil dan Inhaler? Ini Progres Pembuatan
- bbc
"Ini akan benar-benar membuka peluang bagi wilayah-wilayah yang sulit dijangkau dan mungkin kita tak akan harus sampai membawa peti pendingin [vaksin] dengan sepeda dan unta," kata Stefan Swartling Peterson, mantan Kepala Kesehatan Global Unicef 2016-2020 dan kini profesor transformasi global untuk kesehatan di Karolinska Institute.
Dia membandingkan dampak potensial vaksin baru itu dengan makanan yang bisa dibekukan, yang telah terbukti "sangat berguna dibawa ke tempat-tempat yang jauh dari akses listrik," terlepas dari apakah makanan itu dikonsumsi oleh tenaga medis maupun sekadar orang yang hobi kamping.
Saat banyak perusahaan di penjuru dunia masih menguji vaksin bubuk, Swartling Peterson merujuk pada perusahan rintisan lain dengan "teknologi yang menjanjikan," lokasinya hanya 10 menit jalan kaki dari kantor Iconovo.
Ziccum tengah menguji suatu teknologi yang didesain untuk menyimpan vaksin cair dalam bentuk kering tanpa mengurangi efektivitasnya.
Ini akan mempermudah untuk membuat fasilitas yang disebut "isi dan selesai" (fill and finish) di negara-negara berkembang dan bisa memungkinkan mereka untuk menuntaskan tahap akhir produksi vaksin di negara masing-masing.
Bubuk vaksin itu cukup dicampur dengan air steril sebelum dipakai menggunakan botol kecil dan jarum suntik.
Namun, teknologi tersebut "membuka berbagai tipe lainnya," mulai dari semprotan ke hidung hingga berbentuk pil," kata CEO Ziccum, Goran Conradsson.