Ternyata Seni Belajar Sabar dan Tabah di Jepang Dimulai dari SD
- bbc
Hari-hari kerja di Tokyo umumnya dimulai dengan perjalanan melalui sistem kereta bawah tanah tersibuk di dunia. Setiap hari sekitar 20 juta orang naik kereta di ibu kota Jepang itu.
Ini adalah momen yang menegangkan karena para penumpang yang terburu-buru bergegas ke segala arah.
Di peron, semua orang berbaris dalam formasi ketat di samping pintu kereta agar tidak menghalangi penumpang yang turun. Mereka lalu bergegas masuk meski dalam gerakan lambat yang dipaksakan kerumunan.
Mereka yang berdesakan di dalam gerbong menemukan cara bertahan yang hampir mustahil dilakukan: kaki mereka terkadang tidak menyentuh tanah.
Namun, bahkan di kereta yang penuh sesak ini, kepasrahan dan keheningan menguasai orang-orang di dalamnya.
Tingkah laku yang tenang dan teratur cenderung menjadi ciri dari kerumunan terbesar di Jepang.
Orang-orang dari luar negeri sering terkejut oleh kesediaan orang untuk menunggu transportasi dengan sabar.
Keterkejutan itu juga muncul saat melihat warga Jepang menanti peluncuran produk tertentu, termasuk bantuan terkait gempa bumi dan tsunami Fukushima yang dahsyat.
Namun upaya yang cukup besar dilakukan untuk mempertahankan tatanan tingkah laku ini. Di Jepang, upaya ini dikenal dengan istilah `gaman`.