Puluhan Ribu Dokter di RS COVID-19 Malaysia Ancam Mogok Kerja

Ilustrasi petugas medis.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Novrian Arbi

VIVA – Puluhan ribu dokter kontrak Malaysia mengancam akan melakukan aksi mogok massal pada Senin pekan depan, 26 Juli 2021. Jika aksi mogok para dokter junior ini terjadi, maka rumah sakit dan pusat perawatan COVID-19 di Malaysia terancam lumpuh.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Dalam surat yang diunggah di akun Facebook Hartal Doktor Kontrak, yang merupakan kampanye online gerakan tersebut,para dokter muda itu menyuarakan tuntutan pekerjaan mereka yang tinggi,  berada di garis depan dalam penanganan COVID-19 

Sementara mereka dibuat frustrasi atas perlakuan yang tidak adil, seperti tunjangan yang lebih sedikit, lebih sedikit kesempatan untuk berspesialisasi dalam jalur medis tertentu, dan kurangnya keamanan kerja.

Urgensi Anak Berkebutuhan Khusus Segera Dapat Perhatian

"Kami ingin menyampaikan bahwa pada tanggal 26 Juli 2021, para dokter kontrak di Malaysia bersepakat untuk mengadakan mogok, sebagai ungkapan protes, tidak setuju, dengan cara atau perlakukan terhadap dokter kontrak hari-hari ini," tulis surat Sekretariat Gerakan Hartal Doktor Kontrak di akun Facebooknya yang ditujukan kepada Menteri Kesehatan Malaysia.

Menurut gerakan tersebut, isu dokter kontrak ini adalah isu penting sebagaimana sering disampaikan sebelumnya. Mereka berharap dokter kontrak ini diangkat sebagai dokter tetap dan diberikan kriteria kelayakan jawatan tetap.

Geger Pria India Tiba-tiba Hidup Lagi saat Akan Dikremasi, 3 Dokter Diskors

"Status dokter tetap adalah sarana penting bagi kami untuk kami bisa melanjutkan sebagai dokter spesialis sekaligus memastikan sistem kesehatan di negara kita," ungkap mereka 

Menteri Kesehatan Adham Baba tak menampik persoalan ini. Dia mengatakan dalam konferensi pers baru-baru ini bahwa rapat kabinet sedang disiapkan untuk mengubah skema untuk pekerja kesehatan kontrak sehingga mereka menerima lebih banyak manfaat.

Dia menguraikan bahwa per 31 Mei, ada sekitar 35.000 pekerja kontrak perawatan kesehatan di seluruh negeri, terdiri dari sekitar 23.000 dokter, 5.000 petugas gigi dan 7.000 apoteker.

Dr Adham menunjukkan bahwa beberapa petugas layanan kesehatan ini akan diberikan posisi permanen berdasarkan prestasi dan kinerja mereka selama pekerjaan rumah tangga mereka. Dia telah mengimbau mereka untuk "tetap sabar dan tenang".

Dia menambahkan, pemerintah juga baru-baru ini melakukan penyesuaian gaji untuk beberapa tenaga medis kontrak.

"Penyesuaiannya hampir sama dengan gaji dan kelas yang diangkat sebagai dokter tetap. Tidak ada banyak perbedaan,” kata Dr Adham dilansir CNA.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya