Prangko Paling Langka di Dunia Dijual Seharga Rp120,35 Miliar 

Prangko British Guiana 1c Magenta (1856) terjual seharga Rp120,35 miliar.
Sumber :
  • Mirror.co.uk

VIVA – Prangko paling langka di dunia, terakhir dijual seharga US$8,3 juta atau setara Rp120,35 miliar, akan kembali ke Inggris untuk pertama kalinya dalam 143 tahun.

Pemerintah Inggris Umumkan Dukung Indonesia Gabung OECD

British Guiana 1c Magenta (1856) telah digambarkan sebagai "Mona Lisa dari dunia prangko". Prangko langka itu dibeli seharga US$8,3 juta oleh dealer prangko langka Stanley Gibbons dalam lelang bulan lalu, seperti dilansir dari Mirror, Kamis 15 Juli 2021.

Prangko itu sebelumnya dipajang di Smithsonian National Stamp Museum di Washington DC, Amerika Serikat, dengan pinjaman dari mantan pemiliknya, perancang sepatu Amerika Stuart Weitzman.

Anindya Bakrie: Kadin Upayakan Pendanaan Transisi Energi dan Perumahan dari Inggris

Prangko tersebut adalah satu-satunya yang selamat dari batch kecil yang dicetak di negara bekas koloni Inggris, Guyana Inggris - sekarang negara Guyana - pada tahun 1856 setelah sebuah kapal dari Inggris yang diperkirakan mengirimkan 50.000 prangko tiba dengan hanya membawa 5.000 prangko.

Selama hampir satu setengah abad, prangko tersebut telah disimpan sebagai koleksi di luar negeri, tetapi sekarang akan dipajang di toko utama Stanley Gibbons di pusat kota London.

Ketum Kadin Anindya Ungkap Prabowo Bakal Umumkan Kesepakatan RI dengan Perusahaan Besar di Inggris

Stanley Gibbons mengatakan prangko itu dianggap sebagai barang buatan manusia paling berharga di dunia, sekitar 2,5 juta kali lebih berharga daripada emas 24 karat.

Keamanan di sekitar prangko sangat ketat. Prangko akan diterbangkan ke Bandara Heathrow dan bertemu dengan truk lapis baja, sebelum dibawa ke ruang pameran. Prangko akan disimpan di lemari besi sebelum dipajang dalam bingkai nol-oksigen yang dirancang secara khusus.

Prangko tersebut berbentuk segi delapan, dicetak hitam di atas kertas magenta dan berukuran 29 x 26 milimeter, menampilkan kapal layar tiga tiang, serta moto "Damus Petimus Que Vicissim" yang diterjemahkan menjadi "kami memberi dan mengharapkan balasan".

Stanley Gibbons menyatakan sedang menyusun rencana untuk membuat prangko tersedia untuk para kolektor melalui skema kepemilikan bersama atas prangko. Kepala Eksekutif Stanley Gibbons, Graham Shircore menyebut Guyana Inggris 1c Magenta sebagai Cawan Suci filateli.

“Ini benar-benar satu-satunya, dan kami senang menyambutnya kembali ke tanah Inggris di mana kami berharap itu akan tetap ada. Dalam beberapa minggu mendatang kami menantikan untuk mengumumkan rencana berani, yang akan memungkinkan setiap orang untuk memiliki bagian mereka sendiri dari sejarahnya yang luar biasa," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya