Hampir 90 Persen Kasus Baru COVID-19 di Uni Eropa dari Varian Delta
- The Guardian
VIVA – Badan Pengendalian Penyakit Uni Eropa menyatakan varian Delta COVID-19 yang sangat menular bisa mencapai 90 persen dari kasus virus corona baru di kawasan itu, Rabu 23 Juni 2021. Lembaga kesehatan Uni Eropa itu mendesak negara-negara anggota untuk memacu vaksinasi.
Sementara varian Alpha yang pertama kali ditemukan di Inggris adalah jenis dominan yang sekarang beredar di Uni Eropa, yang diperkirakan akan berubah dengan cepat, kata Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa.
"Sangat mungkin bahwa varian Delta akan beredar luas selama musim panas, terutama di kalangan individu yang lebih muda yang tidak ditargetkan untuk vaksinasi," kata Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, Andrea Ammon, seperti dilansir dari CNA, Kamis 24 Juni 2021.
Varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, lebih menular daripada varian lainnya. "Bahwa pada akhir Agustus akan mewakili 90 persen kasus baru di UE," kata Andrea.
Peringatan itu muncul di saat Rusia melaporkan "ledakan" infeksi yang telah diperburuk oleh tingkat vaksinasi yang rendah.
Inggris juga telah melihat dominasi kasus varian delta, tetapi warganya sudah dilindungi oleh vaksinasi yang sukses. Sekitar 82,5 persen orang dewasa di Inggris setidaknya sudah mendapatkan satu suntikan vaksin, dan 60 persen terlindungi sepenuhnya.
"Sangat penting untuk terus maju dengan pemberian vaksin dengan kecepatan yang sangat tinggi untuk menghentikan penyebaran varian dan mengurangi dampak kesehatannya," kata lembaga itu.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa memperkirakan bahwa varian Delta (B16172), 40 hingga 60 persen lebih menular daripada varian Alpha (B117).
“Sayangnya, data awal menunjukkan bahwa itu juga dapat menginfeksi individu yang hanya menerima satu dosis vaksin yang tersedia saat ini,” kata Ammon.
"Kabar baiknya adalah bahwa setelah menerima dua dosis dari salah satu vaksin yang tersedia saat ini memberikan perlindungan yang tinggi," tambahnya.
Di Inggris, rawat inap dan jumlah pasien yang menggunakan ventilator mekanik telah merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir. Ada 250 orang yang membutuhkan bantuan pernapasan pada 22 Juni, lebih dari dua kali lipat jumlah dari sebulan sebelumnya, menurut data National Health Service menunjukkan.