Jumlah Kasus Harian Turun, Turki Hapus Pembatasan COVID-19 Mulai Juli

Presiden Turki Tayyip Erdogan menerima suntikan vaksin Sinovac.
Sumber :
  • ANTARA/Murat Cetinmuhurdar/Kantor Pers Kepresidenan

VIVA – Turki akan menghapus lebih banyak pembatasan COVID-19 mulai Juli mendatang, demikian Presiden Tayyip Erdogan pada Senin 21 Juli 2021, setelah jumlah kasus harian COVID-19 di negara itu turun sekitar 5.000 kasus.

Menag Nasaruddin Berharap Peringatan Hari Ibu Jadi Penguatan Pemberdayaan bagi Perempuan

Penguncian yang diberlakukan pada Minggu serta pembatasan jam malam 1900 GMT pada akhir pekan akan dihapus mulai 1 Juli, kata Erdogan usai rapat kabinet pemerintah.

"Pembatasan angkutan umum juga akan dihapus dan lembaga publik akan kembali ke jam normal," katanya.

Malaysia Lanjutkan Pencarian Pesawat MH370

Turki mulai menghapus pembatasan COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir, membatasi penguncian hingga Minggu serta membuka restoran dengan kapasitas pengunjung terbatas, setelah kasus harian mulai turun dari puncaknya di atas 60.000 kasus pada April.

Ankara berharap bahwa penurunan kasus, yang dibarengi dengan percepatan program vaksinasi menjadi sekitar 1,5 juta dosis sehari, akan mulai membantu pemulihan sektor pariwisata.

Mobil Tabrak Kerumunan Pasar Natal di Jerman, 2 Orang Tewas

Peningkatan signifikan pada tingkat vaksinasi juga memunculkan harapan kinerja ekonomi yang kuat pada paruh kedua tahun ini, dengan JP Morgan pekan lalu merevisi perkiraan pertumbuhan setahun penuh menjadi 6,8 persen, mengutip laju vaksinasi.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, tercatat 5.294 kasus dan 51 kematian baru COVID-19 pada Senin.

Presiden juga menuturkan musik, seperti konser, hanya akan diizinkan hingga tengah malam. Hal itu menuai reaksi keras di kalangan media sosial, di mana masyarakat menganggapnya sebagai langkah ideologi pemerintah yang akan mengintervensi gaya hidup.

"Kami memundurkan batas waktu untuk musik hingga tengah malam, jangan tersinggung, tetapi tidak ada satu pun yang berhak mengganggu siapa pun di malam hari," kata Erdogan, tanpa penjelasan lebih lanjut. (Ant/Antara)
 

Ilustrasi kasus demam berdarah dengue (DBD)

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Menurut studi yang dimuat dalam The New England Journal of Medicine, vaksin DBD dapat mencegah infeksi demam berdarah hingga 80,2 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024