Muncul Perdana, Presiden Iran Ebrahim Raisi Tak Sudi Bertemu Biden

Presiden Iran Ebrahim Raisi
Sumber :
  • Press TV Iran/video

VIVA – Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi menolak bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Presiden Raisi yang diketahui dari kubu garis keras itu bahkan mengatakan dia tak perlu bertemu dengan Biden sekalipun mereka kembali pada klausul Kesepakatan Nuklir 2005 yang mana AS sempat hengkang dari dalamnya masa Presiden AS Donald Trump.

Trump Pecat Jenderal Wanita Komandan Coast Guard AS Loyalis Joe Biden

Diketahui sesuai Kesepakatan Nuklir 2005, Iran bersedia menghentikan pengayaan uraniumnya untuk kepentingan nuklir dengan barter akan dicabut sanksi oleh AS.

Hal itu disampaikan Raisi dalam konferensi pers resmi pertamanya setelah terpilih sebagai Presiden Iran dan pemilu yang berlangsung pekan lalu. Namun sebagian pihak menilai pemilu Iran kali ini sangat tidak kompetitif sebagaimana dilansir laman CNN Amerika.

Biden Tinggalkan Surat untuk Donald Trump di Ruang Oval, Ini Isinya

Raisi akan menjadi Presiden ke-8 Republik Iran setelah dia akan menerima tampuk kepemimpinan dari Presiden Hassan Rouhani. Diketahui Rouhani sendiri sebelumnya berusaha mengkomunikasikan soal Kesepakatan Nuklir Iran ini dalam pertemuan Wina dengan AS.

Namun Raisi sendiri dalam penampilan perdananya bersikeras bahwa dia tidak akan mau bertemu Joe Biden bahkan meminimalisir pengayaan uranium. Yang harus dilakukan pertama kali kata dia adalah Amerika Serikat mencabut semua sanksi yang dijatuhkan kepada Iran selama ini.

Trump Klaim Tanpa Dirinya Warga yang Disandera Hamas di Gaza Tak Akan Pernah Kembali

"Sampai saat ini terbukti tekanan maksimum yang mereka jatuhkan kepada kami tak berguna. AS harus mengubah cara beprikir mereka dan kembalilah logis. Rakyat kami sudah menunjukkan bisa tegak berdiri meski ditekan," kata Ebrahim Raisi.

VIVA Militer: Donald Trump di depan prajurit Amerika Serikat

Sempat Dicabut Biden, Presiden Trump Tetapkan Lagi Houthi sebagai Organisasi Teroris

Presiden AS Donald Trump kembali menetapkan kelompok Houthi Yaman sebagai organisasi teroris asing, setelah Joe Biden sempat mencabutnya status itu.

img_title
VIVA.co.id
23 Januari 2025