Fosil Badak Raksasa Ditemukan di China, Lebih Tinggi dari Jerapah
- bbc
Spesies baru badak purba raksasa - salah satu mamalia terbesar yang hidup di daratan - telah ditemukan di barat laut China, kata para peneliti.
Paraceratherium linxiaense, yang hidup sekitar 26,5 juta tahun yang lalu, memiliki berat 21 ton - setara dengan empat gajah Afrika besar.
Kepala makhluk tak bertanduk itu bisa sepanjang 7 meter, membuat mereka lebih tinggi dari jerapah dan harus mencari makan dedaunan di puncak pohon.
Temuan baru disimpulkan dari fosil yang ditemukan di Provinsi Gansu.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Communication Biology pada Kamis (17/06), para ilmuwan mengatakan bahwa analisis dari fosil itu - yang ditemukan di dekat Desa Wangjiachuan pada 2015 - menunjukkan bahwa itu adalah fosil spesies baru yang berbeda dengan spesies badak raksasa yang sudah diketahui sebelumnya.
Dari tengkorak dan tulang rahang yang ditemukan dalam kondisi baik, misalnya, menunjukkan bahwa hewan itu memiliki tengkorak yang ramping, serta batang hidung seperti yang dimiliki tapir modern, menurut penelitian yang dipimpin oleh Dr Deng Tao dari Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi di Beijing.
Tim ilmuwan juga menemukan bahwa spesies baru itu terkait erat dengan badak raksasa yang pernah hidup di Pakistan. Ini sekaligus menunjukkan bahwa badak raksasa ini telah melakukan perjalanan melintasi Asia Tengah.
Jika badak rasasa itu bisa berkeliaran bebas antara China barat laut dan anak benua India-Pakistan, itu menunjukkan bahwa Dataran Tinggi Tibet kemungkinan memiliki beberapa daerah dataran rendah pada saat itu.
"Kondisi tropis memungkinkan badak raksasa untuk kembali ke arah utara ke Asia Tengah, menyiratkan bahwa wilayah Tibet masih belum terangkat, dan menjadi dataran tinggi seperti saat ini," kata Prof Deng dalam keterangan tertulis.