Malaysia Tuduh China Lakukan Aktivitas Mencurigakan di Atas Sarawak
- ThinkChina
VIVA – Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan akan memanggil utusan China untuk menjelaskan "penyusupan" oleh 16 pesawat Angkatan Udara China ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), setelah militer Malaysia mendeteksi aktivitas "mencurigakan" di atas Laut China Selatan.
Angkatan Udara Malaysia mengatakan pihaknya mengerahkan sejumlah pesawat jet pada hari Senin untuk melakukan konfirmasi visual setelah 16 pesawat jet China yang terbang dalam jarak 60 mil laut dari negara bagian Sarawak di Borneo Malaysia.
Kementerian Luar Negeri Malaysia menggambarkan insiden itu sebagai "ancaman serius terhadap kedaulatan nasional dan keselamatan penerbangan." Pesawat-pesawat China tidak menghubungi kontrol lalu lintas udara regional meskipun telah diinstruksikan beberapa kali, kata angkatan udara.
Menteri Luar Negeri, Hishammuddin Hussein, mengatakan Malaysia akan mengeluarkan nota protes diplomatik dan meminta duta besar China untuk Malaysia untuk menjelaskan "pelanggaran wilayah udara dan kedaulatan Malaysia."
“Sikap Malaysia jelas, memiliki hubungan diplomatik yang bersahabat dengan negara mana pun tidak berarti bahwa kami akan berkompromi dengan keamanan nasional kami,” kata Hishammuddin dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari CNN, Rabu 2 Juni 2021.
Kedutaan China sebelumnya mengatakan pesawat-pesawat itu tengah melakukan pelatihan penerbangan rutin, dan menaati secara ketat hukum internasional tanpa melanggar wilayah udara negara lain.
"China dan Malaysia adalah tetangga yang bersahabat, dan China bersedia melanjutkan konsultasi persahabatan bilateral dengan Malaysia untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas regional," kata seorang juru bicara.
Angkatan Udara Malaysia mengatakan pesawat-pesawat itu, yang terdiri dari transporter strategis Ilyushin il-76 dan Xian Y-20, telah melakukan perjalanan dalam formasi taktis "in-trail" di antara 23.000 dan 27.000 kaki.
China telah meningkatkan aktivitas militernya di kawasan Laut China Selatan, yang diklaim seluruhnya. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga mengklaim atas pulau dan wilayah di daerah tersebut.
Filipina telah lama melayangkan protes diplomatik atas kehadiran ratusan kapal penangkap ikan China di ZEE-nya, yang dikatakan diawaki oleh milisi. China sebagian besar mengabaikan keluhan tersebut.