Restoran Singapura Minta Maaf Usai Dikecam karena Hina Nasi Padang
VIVA – Sebuah restoran di Singapura mengeluarkan pernyataan permintaan maaf publik, setelah dikecam warganet karena dianggap "menghina" makanan tradisional Indonesia, Nasi Padang. Restoran bernama The Ritual itu secara tersirat menyebut Nasi Padang buatan Indonesia tidak sehat.
Restoran yang terletak di Steven Road dan Bukit Timah di Singapura itu menawarkan kreasi menu terbaru mereka di Instagram. Restoran itu mengunggah sebuah foto Nasi Padang versi mereka sendiri di Instagram dengan tulisan "Nasi Padang tanpa hal-hal buruk", yang langsung mendapat kecaman dari warga lokal Singapura dan Indonesia.
Dalam unggahan itu ditulis, Nasi Padang versi mereka dibuat tanpa MSG, aditif, dan menggunakan garam Himalaya. Restoran itu mengklaim bahwa versi masakan tradisional Minangkabau mereka memungkinkan orang menikmati cita rasa Indonesia tanpa rasa bersalah.
Bagian posting yang paling kontroversial, (selain pemotongan masakan tradisional Padang itu sendiri) adalah bagaimana restoran tersebut tampaknya menyinggung bahwa Nasi Padang memiliki banyak bahan-bahan tidak sehat di dalamnya.
Baris pembuka dari postingan Instagram yang dihapus berbunyi: “Tersedia untuk pengiriman dan pengambilan! - Ritual 'Nasi' Padang tanpa hal-hal buruk. Makan tanpa rasa bersalah. ”
Dilansir dari World of Buzz, Senin 31 Mei 2021, setelah menghadapi serangan kritikan warganet di kolom komentar postingan tersebut, The Ritual memutuskan untuk menghapus postingan tersebut, dan memposting permintaan maaf kepada publik.
Pihak restoran meminta maaf atas pilihan kata yang kurang tepat di postingan mereka yang sekarang telah dihapus. Mereka kemudian mengklarifikasi bahwa yang mereka lakukan adalah menyampaikan filosofi memasak mereka sendiri dan pemilihan bahan-bahannya.
Lebih lanjut, The Ritual mengatakan bahwa mereka menyukai Nasi Padang dan ingin merayakan masakan dengan interpretasi mereka sendiri, dengan melayani teman dan tamu yang memiliki batasan dalam hal diet.
Postingan itu lebih lanjut menekankan, “Sebagai tim yang menyukai makanan dari budaya yang berbeda, pemilihan kata tidak tepat dan tidak sensitif. Gagal mengartikulasikan niat asli kami dan rasa hormat kami terhadap budaya dan warisan Nasi Padang sebagai hidangan.”