Sungai Suci Gangga Kini Jadi Kuburan Korban COVID-19
- bbc
Ada jenazah diikat dengan batu untuk memastikan mereka tetap terendam, tetapi banyak juga yang terapung tanpa beban. Di waktu normal saja, mayat yang mengapung di Sungai Gangga bukan pemandangan biasa.
Yang jarang terjadi adalah begitu banyak mayat bermunculan dalam waktu sesingkat itu, dan berada di banyak tempat di sepanjang tepi sungai. Seorang jurnalis di Kanpur mengatakan kepada BBC bahwa mayat-mayat itu adalah bukti dari "perbedaan besar antara angka kematian resmi Covid-19 dan angka sebenarnya di lapangan".
Dia mengatakan secara resmi 196 orang telah meninggal akibat virus di Kanpur antara 16 April dan 5 Mei, tetapi data dari tujuh krematorium menunjukkan hampir 8.000 kremasi.
"Semua krematorium listrik beroperasi 24/7 pada bulan April. Itu pun belum cukup, sehingga pemerintah mengizinkan pekarangan luar digunakan untuk kremasi dengan menggunakan kayu," katanya.
"Tetapi mereka hanya menerima jenazah yang datang dari rumah sakit dengan sertifikat Covid-19, dan sejumlah besar orang meninggal di rumah, tanpa menjalani tes apa pun. Keluarga mereka membawa jenazah ke pinggiran kota atau ke distrik tetangga seperti Unnao. Ketika mereka tidak dapat menemukan kayu atau tempat kremasi, mereka hanya menguburnya di dasar sungai. "
Seorang jurnalis di Prayagraj meyakini banyak jenazah itu adalah pasien Covid yang meninggal di rumah tanpa tes, atau orang miskin yang tidak mampu membayar kremasi.