Kisah Perjodohan Berbasis DNA, Membantu Temukan Pasangan Ideal
- bbc
Di masa lalu, kata Melissa, ia punya banyak pacar, tapi hubungan asmara ini selalu kandas. "Itu seperti saya membuang-buang waktu," ujar Melissa.
Lalu pada 2017 ia bertemu dengan Mez melalui aplikasi kencan Tinder.
Kencan pertama mereka terjadi di Cannes, Prancis.
"Rasanya istimewa. Saya sebenarnya gugup tapi juga ada perasaan bahwa Mez mungkin adalah orang yang saya cari selama ini," kata Melissa.
Namun, hubungannya dengan Mez tak berjalan mulus dan keduanya sempat putus sebentar.
Ketika kembali menjalin hubungan, Melissa meminta Mez ikut tes kompatibilitas genetika.
Hasilnya menunjukkan ia dan Mez cocok 98%.
"Saya tentu sangat bahagia ... ini seperti menjadi konfirmasi bahwa hubungan kami layak untuk diteruskan dan menjadi lebih serius," kata Melissa.
Keduanya kemudian menikah dan sekarang tengah menunggu kelahiran anak pertama.
Ahli genetika dari Max Planck Institute for the Science of Human History, di Jerman, Rodrigo Barquera, berpendapat gen-gen HLA "tak bisa memprediksi tingkat kesuksesan hubungan percintaan antara dua orang".