Kisah Perjodohan Berbasis DNA, Membantu Temukan Pasangan Ideal
- bbc
Apa kunci suksesnya? Date mengatakan kuncinya adalah memanfaatkan produk perusahaan Swiss, GenePartner, yang menggunakan DNA untuk membantu seseorang menemukan pasangan yang cocok.
Dr Tamara Brown, salah satu pendiri GenePartner mengatakan jodoh "ditentukan oleh dua faktor, yaitu kesamaan kimiawi dan kompatibilitas sosial".
"Agar hubungan bisa langgeng, dua faktor itu harus cocok," kata Brown.
Proses menemukan jodoh diawali dengan tes usap dan kemudian gen-gen antigen leukosit (HLA) milik klien dianalisis.
Brown menjelaskan, HLA adalah gen yang penting bagi sistem kekebalan tubuh. Semakin banyak seseorang memiliki HLA, semakin baik respons imunnya.
Mamalia mengenali HLA ini karena mereka ingin mendapatkan bayi yang tahan terhadap penyakit. "Jadi, prinsipnya sebenarnya sederhana ... dan ini penting karena dengan begitu, spesies ini bisa bbertahan hidup," kata Brown.
Premis GenePartner dibangun berdasarkan penelitian saintis Swiss pada 1995, Dr Claus Wedekind, yang dikenal dengan penelitian "keringat kaus oblong".
Dalam penelitian ini, sekelompok mahasiswi diminta memberi nilai bau kaus oblong yang dipakai oleh beberapa laki-laki dua malam berturut-turut.
Hasilnya, para mahasiswi lebih menyukai kaus-kaus milik laki-laki yang punya HLA yang berbeda dengan para mahasiswi.
GenePartner menguji teori ini terhadap 250 pasangan yang menikah dan menemukan pola yang sama.