Erdogan Kutuk Negara Barat yang Tutup Mata pada Kekerasan Israel

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Sumber :
  • ANTARA/REUTERS/HO-Presidential Press Office

VIVA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik kekuatan Barat karena kurangnya tanggapan mereka terhadap kekerasan Israel terhadap Palestina. Erdogan menyebut Austria dan Amerika Serikat, 'menulis sejarah dengan tangan berdarah'.

Pesan Anies ke Pramono-Rano saat Pimpin Jakarta

Erdogan yang sangat vokal membela Palestina, telah menghubungi para pemimpin dunia dalam sepekan terakhir, menyerukan tindakan tegas terhadap Israel karena permusuhan sengit dalam beberapa tahun tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Berbicara setelah rapat kabinet, Erdogan juga mengkritik keras persetujuan Presiden Amerika Serikat Joe Biden atas penjualan senjata ke Israel.

Isu Partai Coklat di Pilkada Masuk Kategori Hoaks, Kata Ketua Komisi III DPR

"Anda (Joe Biden) menulis sejarah dengan tangan berdarah dalam insiden yang merupakan serangan serius yang tidak proporsional di Gaza, yang menyebabkan ratusan ribu orang mati syahid," katanya.

"Anda memaksa saya untuk mengatakan ini."

Hari Solidaritas untuk Palestina, ARI BP Dukung Perintah ICC Tangkap PM Israel Netanyahu

Diketahui, Pemerintahan Biden pada Senin menyetujui potensi penjualan US$735 juta atau sekitar Rp10,5 triliun senjata presisi dipandu ke Israel, menurut sumber kongres.

Tak hanya Amerika Serikat, Erdogan kemudian beralih ke Eropa, mengutuk Austria karena mengibarkan bendera Israel di atas kanselir federal di Wina pada hari Jumat.

"Negara bagian Austria sedang mencoba untuk membuat Muslim membayar harga untuk orang Yahudi yang menjadi sasaran genosida," kata Erdogan.

Kanselir Austria Sebastian Kurz, yang sangat pro-Israel, menyebut langkah itu sebagai tanda solidaritas di tengah bentrokan.

Israel menghantam Gaza dengan serangan udara pada hari Senin dan militan Palestina meluncurkan roket ke kota-kota Israel meskipun ada kesibukan diplomasi AS dan regional yang sejauh ini gagal menghentikan lebih dari seminggu pertempuran mematikan. (ant)

Ilustrasi perdagangan manusia/TPPO.

Korban TPPO di Myanmar Minta Pemerintah Indonesia Segera Pulangkan Mereka

Warga negara Indonesia yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di wilayah konflik Myawaddy, Myanmar, minta bantuan pemerintah segera dipulangkan

img_title
VIVA.co.id
30 November 2024