Lebih Dekat dengan Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim di Masjidil Haram
VIVA – Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci merilis foto-foto situs suci di Masjidil Haram.
Pada Rabu, 4 Mei 2021, Presidensi merilis foto detil Maqam Ibrahim atau bekas pijakan kaki Nabi Ibrahim AS yang tidak pernah terlihat sebelumnya yang terletak di Masjidil Haram di Mekah.
Pada Selasa sebelumnya, Presidensi mendokumentasikan Hajar Al-Aswad atau Black Stone di Kabah dengan Focus Stack Panorama dalam gambar 49.000 megapiksel, dengan tingkat kejelasan berbeda untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik dan beresolusi tinggi.
Maqam Ibrahim merupakan batu yang memiliki jejak dimana Nabi Ibrahim berdiri saat membangun Kabah ketika tembok menjadi terlalu tinggi. Batu itu diabadikan dengan bingkai emas, perak, dan kaca untuk melestarikan jejak kaki Nabi Ibrahim yang disebut 'Bapaknya' para Nabi itu.
Sementara Hajar Aswad merupakan batu hitam yang berada di sudut tenggara Kabah dan menjadi titik awal permulaan ibadah umrah dan juga akhir dari peribadatan.
Hajar Aswad berasal dari surga, dahulu kala batu ini berwarna putih bersinar terang, namun semakin lama sinarnya makin meredup, hingga akhirnya berwarna hitam menyerap dosa manusia yang menciumnya.
Mencium Hajar Aswad, merupakan sunnah Nabi. Hal itu dikarenakan, Nabi Muhammad SAW selalu menciumnya setiap kali melakukan tawaf.
Dalam serangkaian tweet yang diposting di akun Twitter resminya, Kepresidenan menyertakan sejumlah gambar yang menunjukkan situs-situs suci dengan cara yang belum pernah terlihat sebelumnya.
"Tempat suci Nabi Ibrahim adalah batu delima dari surga, Maqam Nabi Ibrahim terletak di depan pintu Kabah, berjarak 10 hingga 11 meter di sebelah timur Kabah, di bagian yang mengarah ke Safa dan Marwah," kata Presidensi dilansir SaudiGazette.
Kepresidenan menjelaskan bahwa tempat suci itu adalah batu arkeologi tempat Nabi Ibrahim berdiri ketika Kabah dibangun. Bentuk batunya hampir bujur sangkar dengan panjang 40 sentimeter dan lebar serta tinggi sekitar 20 cm.
Warna batu ini berwarna putih kekuningan dan kemerahan. Jejak kaki berada di tengah-tengah batu. Panjang tapak kaki pada permukaan batu adalah 27 cm dan lebarnya 14 cm.
Menurut keyakinan Islam, Allah menurunkan Hajar Aswad kepada Nabi Ibrahim dan Ismail dari Surga, setelah mereka diperintahkan untuk mengangkat fondasi Kabah.
Batu maqam ditandai dengan dua jejak kaki di atasnya. Sepanjang sejarah, itu tetap bersebelahan dengan Kabah suci sebagai salah satu landmark Mekah.
Ketika Nabi Muhammad SAW menaklukkan Mekah, Nabi dan para sahabatnya memutuskan untuk memindahkan batu jejak kaki Nabi Ibrahim dari lokasi semula di dekat Kabah ke lokasinya saat ini dengan jarak lebih dari 10 meter, dalam rangka ritual keliling (tawaf), dan untuk memungkinkan jamaah salat di belakang tempat suci seperti yang dijelaskan dalam Alquran.
Menurut sejarawan, penguasa pertama yang menutupi tempat suci itu adalah Khalifah Abbasiyah Al-Mahdi. Khalifah Al-Mutawakkil menutupinya dengan emas dan perak untuk memperkuatnya.
Di era Saudi, khususnya pada masa pemerintahan Raja Faisal, pekerjaan perluasan diperintahkan dan bangunan dipindahkan untuk memfasilitasi ritual keliling agar lebih mudah.
Kaca kristal dan penutup perak kemudian dipasang. Telah direnovasi setelah pekerjaan restorasi yang berlangsung pada masa pemerintahan Raja Fahd, kaca buram tahan panas dan tahan pecah telah ditempatkan di atas kuil yang dilapisi tembaga yang terbungkus emas.