Korban Meninggal COVID-19 Melonjak, India Mulai Kremasi Massal

Petugas melakukan kremasi jasad COVID-19 di India.
Sumber :
  • PTI/IndiaTimes

VIVA – Warga Delhi, Nitish Kumar, terpaksa menyimpan jasad ibunya di rumah selama hampir dua hari sambil mencari ruang di krematorium kota tersebut. India menghadapi lonjakan kematian di ibu kota tersebut, tempat kasus COVID-19 mengganas.

PDIP Kalah di Pilkada Jateng, Ganjar Bilang Begini

Kumar akhirnya mengkremasi ibunya, yang meninggal karena COVID-19, di tempat kremasi massal darurat di sebuah tempat parkir sebelah krematorium di Seemapuri, timur laut Delhi, Kamis.

"Saya mencari ke sana-sini tetapi semua krematorium mempunyai berbagai alasan. Salah satunya kehabisan kayu," kata Kumar, dengan masker di wajahnya, dikutip Reuters dan dilansir Antara.

Anies Yakin Pramono-Rano Menang Pilkada Jakarta Satu Putaran: Ini Bukan Ramalan Cuaca

India mencatat jumlah kasus harian COVID-19 tertinggi di dunia yakni 314.835 kasus pada Kamis 22 April 2021, dengan gelombang kedua pandemi menghancurkan infrastruktur kesehatan yang lemah. Di Delhi saja, rumah sakit mengalami krisis pasokan oksigen, lonjakan kasus harian COVID-19 mencapai 26.000 orang.

Delhi melaporkan 306 orang meninggal karena COVID-19 dalam sehari. Kota itu melakukan penguburan massal dan kremasi lantaran krematorium kewalahan.

Warga Hindu India Kirim Petisi ke Pengadilan, Sebut Situs Muslim Sufi Berada di Atas Kuil Dewa Siwa

Jitender Singh Shunty, penyedia layanan medis Shaheed Bhagat Singh Sewa Dal, mengatakan hingga Kamis malam 60 jasad telah dikremasi di fasilitas darurat di lapangan parkir, dan 15 jasad lainnya masih menunggu.

"Tak seorang pun di Delhi pernah menyaksikan pemandangan demikian. Anak-anak yang berusia 5 tahun, 15 tahun, 25 tahun sedang dikremasi. Pengantin baru dikremasi. Berat untuk melihatnya," ungkap Shunty dengan mata berkaca-kaca.

Shunty, yang mengenakan alat pelindung dan sorban kuning cerah, mengatakan tahun lalu selama puncak gelombang pertama COVID-19 jumlah maksimal jasad yang ia bantu kremasinya adalah 18 jasad sehari, dengan rata-rata 8-10 per hari. Menurutnya, pada Selasa 78 jasad dikremasi di satu tempat saja.

Kumar bercerita ketika ibunya, yang seorang petugas kesehatan pemerintah, terbukti positif COVID-19 10 hari yang lalu, otoritas tidak mendapatkan tempat tidur rumah sakit untuknya.

"Pemerintah tidak melakukan apa-apa. Hanya kamu yang bisa menyelamatkan keluargamu. Kamu sendiri," katanya. (Antara/Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya