Pemimpin Junta Myanmar Akan Hadiri KTT ASEAN di Indonesia
- Istimewa
VIVA – Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, dijadwalkan untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Indonesia pada 24 April 2021, menurut pernyataan juru bicara kementerian luar negeri Thailand pada Sabtu, terkait perjalanan luar negeri pertama sejak kudeta pada 1 Februari lalu.
Myanmar berada dalam pergolakan sejak Min Aung Hlaing menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh pejuang demokrasi Aung San Suu Kyi, dengan pasukan keamanan menewaskan 728 orang, menurut hitungan kelompok aktivis, dalam upaya untuk membasmi protes.
Dalam kekerasan terakhir, pasukan keamanan menembak dan menewaskan dua orang di kota tambang batu rubi Mogok, salah satu dari beberapa kota tempat massa melakukan protes pada Sabtu, kata seorang penduduk kepada Reuters dan menurut laporan media.
Negara-negara tetangga Myanmar telah mencoba untuk mendorong pembicaraan antara pihak yang berseberangan untuk menyelesaikan krisis, tetapi militer telah menunjukkan sedikit kesediaan untuk terlibat dengan mereka atau berbicara dengan pemerintah yang digulingkan.
Sejumlah pemimpin ASEAN yang beranggotakan 10 negara, dan Myanmar menjadi anggotanya, telah mengonfirmasi kehadiran mereka pada pertemuan di ibu kota Indonesia, Jakarta, termasuk Min Aung Hlaing, kata juru bicara Thailand, Tanee Sangrat.
Seorang juru bicara junta Myanmar tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar.
Pemerintah Myanmar yang digulingkan kemungkinan akan mengecam partisipasi kepala junta dalam pertemuan itu.
Para politikus pro demokrasi, termasuk para anggota parlemen yang digulingkan, mengumumkan pembentukan Pemerintahan Persatuan Nasional (NUG) pada Jumat, termasuk Suu Kyi dan para pemimpin etnis minoritas dan protes antikudeta.
NUG menyatakan diri sebagai otoritas politik yang sah. Mereka telah menyerukan pengakuan internasional dan ASEAN untuk menolak partisipasi Min Aung Hlaing dalam pertemuan itu dan mengundang NUG sebagai gantinya.
Perwakilan dari NUG tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Pada Sabtu, junta membebaskan 23.184 tahanan dari penjara di seluruh negeri di bawah amnesti Tahun Baru, kata seorang juru bicara Departemen Penjara, meskipun sedikit, atau mungkin tidak ada, aktivis demokrasi yang ditangkap sejak kudeta itu di antara mereka.
Sabtu adalah hari pertama Tahun Baru tradisional di Myanmar dan hari terakhir dari liburan lima hari yang biasanya dirayakan dengan kunjungan ke kuil Buddha dan melempar air yang gaduh serta berpesta di jalanan.
Aktivis pro demokrasi menyerukan pembatalan perayaan tahun ini dan orang-orang harus fokus pada kampanye untuk memulihkan demokrasi.
Suu Kyi termasuk di antara 3.141 orang yang ditangkap sehubungan dengan kudeta tersebut, menurut hitungan oleh kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
"Para tahanan ini kebanyakan dari sebelum 1 Februari tetapi ada juga beberapa yang dipenjara setelahnya," kata juru bicara Departemen Penjara Kyaw Tun Oo kepada Reuters melalui telepon.
Saat ditanya apakah ada dari mereka yang dibebaskan mungkin telah ditahan sehubungan dengan protes terhadap pemerintahan militer, dia mengatakan dia tidak memiliki rincian amnesti.
Jalan yang tak mudah
Meski militer membebaskan ribuan tahanan, mereka juga mencari 832 orang dengan surat perintah penangkapan sehubungan dengan protes, kata AAPP.
Di antara mereka adalah 200 orang, termasuk beberapa pesohor internet, aktor dan penyanyi yang telah berbicara menentang kudeta, yang diinginkan dengan tuduhan mendorong perbedaan pendapat di angkatan bersenjata, yang dapat diancam hukuman penjara selama tiga tahun.
Dua dari mereka, pasangan sutradara film Christina Kyi dan aktor Zenn Kyi yang telah menikah, ditahan di bandara di kota utama Yangon pada hari Sabtu ketika mereka berusaha untuk pergi dengan penerbangan ke Bangkok, situs berita Irrawaddy melaporkan.
Wakil Presiden NUG, Duwa Lashi La, seorang pengacara etnis Kachin, mengatakan dalam pesan tahun baru bahwa jalan untuk menggantikan pemerintahan militer dengan demokrasi tak akan mudah.
"Kami berjanji untuk terus bekerja dengan semua orang etnis untuk menggulingkan kediktatoran militer dan membangun demokrasi federal baru," katanya.
Kudeta ini juga memicu bentrokan antara kelompok pemberontak tentara dan etnis minoritas di utara dan timur.
Pada Sabtu, pejuang dari Tentara Kemerdekaan Kachin menyerang pangkalan udara di utara dengan roket, salah satunya menabrak rumah desa terdekat, melukai satu orang, sebagaimana dilaporkan kantor berita Mizzima.
Suu Kyi menghadapi berbagai tuduhan termasuk melanggar tindakan rahasia resmi yang dapat mengancamnya dengan kurungan penjara selama 14 tahun. Pengacaranya tak menghiraukan tuduhan itu.
Militer telah membela kudetanya dengan tuduhan penipuan dalam pemilihan November yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi, meskipun komisi pemilihan menolak keberatan tersebut.
Junta mengatakan akan mengadakan pemilihan baru dalam waktu dua tahun dan memberikan kekuasaan kepada pihak yang menang. (ant)