Inggris Akan Kirim Kapal Induk Penyerang ke Kawasan Indo-Pasifik

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab berkunjung ke Jakarta, Rabu (7/4/2021).
Sumber :
  • HO-Kemlu RI

VIVA – Pemerintah Inggris akan mengirim kelompok kapal induk penyerang (Carrier Strike Group) yang dipimpin kapal Angkatan Laut Inggris, HMS Queen Elizabeth, untuk mendukung keamanan di kawasan Indo-Pasifik.

“Kami sedang mempersiapkan kunjungan Carrier Strike Group Inggris pada akhir tahun ini, dan itu adalah momentum penting bagi kami untuk memperkuat area kerja sama,” ujar Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, saat menyampaikan keterangan pers usai bertemu Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, di Jakarta, Rabu 7 April 2021.

Pengerahan kapal-kapal Inggris ke kawasan Indo-Pasifik disebut akan memberikan keamanan kepada para mitra dan sekutu, serta untuk memperkuat hubungan diplomatik, keamanan, dan perdagangan dengan negara-negara yang dianggap penting, termasuk Indonesia.

Berdasarkan publikasi Tinjauan Terpadu yang merupakan tinjauan komprehensif mengenai kebijakan luar negeri, keamanan, pembangunan, dan pertahanan Inggris, kawasan Indo-Pasifik semakin disoroti karena berada di pusat pertumbuhan ekonomi global dan merupakan kawasan yang semakin penting secara geostrategis.

“(Tinjauan) ini menetapkan visi kami untuk Inggris di dunia, dan menempatkan Indo-Pasifik di jantungnya. Saya pikir ini menunjukkan tidak hanya pada kerja sama spesifik yang kita diskusikan, tetapi juga pandangan strategis kami tentang dunia—tentang betapa pentingnya Indonesia,” tutur Raab.

Dalam pengerahan kapal-kapalnya di kawasan Indo-Pasifik, yang juga akan mengarungi Laut China Selatan yang disengketakan oleh beberapa negara, Angkatan Laut Inggris memastikan bahwa mereka akan sepenuhnya mematuhi hukum dan norma internasional, dan melaksanakan hak kebebasan navigasi dan penerbangan yang diatur oleh Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).

“Inggris dan Indonesia berada di belahan dunia yang berbeda, tetapi kita berdua adalah kekuatan maritim dengan kepentingan maritim yang kuat dan yang lebih penting, minat yang kuat untuk memastikan bahwa sistem berbasis aturan yang tercermin dalam UNCLOS ditegakkan, karena itu adalah pilar penting kawasan juga stabilitas global,” tuturnya.

Inggris juga menegaskan bahwa posisinya di Laut China Selatan tidak berubah. Inggris menginginkan hubungan yang matang dan positif dengan China, berdasarkan prinsip saling menghormati dan saling percaya.

Dalam keterangan tertulis Kedubes Inggris di Jakarta terkait kunjungan Menlu Raab, disebutkan bahwa Inggris tidak akan mengorbankan nilai atau keamanan global, sambil terus melindungi kepentingan nasionalnya.

“Kami berkomitmen untuk menegakkan perdamaian dan keamanan internasional untuk memastikan kemakmuran Inggris, serta mitra kami di kawasan ini,” demikian keterangan Kedubes Inggris.

Indonesia Dapat 'Lampu Hijau' Jadi Negara Mitra BRICS

Menanggapi rencana Inggris untuk Indo-Pasifik tersebut, Retno Marsudi menegaskan kembali pentingnya kemitraan di kawasan di bawah Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik yang didasarkan pada prinsip inklusivitas, keterbukaan, dan kerja sama.

“Selama hampir satu dekade kedua negara (Indonesia dan Inggris) telah membentuk kemitraan strategi berdasarkan nilai-nilai bersama, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah. Saya berharap nilai-nilai ini dapat terus menjadi pedoman bagi kerja sama kita di masa depan,” kata Menlu Indonesia. (Antara/Ant)