Jaksa Italia Sita Vaksin AstraZeneca setelah Kematian Seorang Pria

Ilustrasi Vaksin COVID-19.
Sumber :
  • dokumentasi kominfo

VIVA – Jaksa penuntut di wilayah utara Italia Piedmont mengatakan pada Senin bahwa mereka telah menyita 393.600 dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca setelah kematian seorang pria beberapa jam setelah dia menerima suntikan itu.

BPOM Targetkan WHO Maturity Level 4 untuk Tingkatkan Kualitas Pengawasan Kesehatan Masyarakat

Langkah itu merupakan pukulan lain bagi citra vaksin AstraZeneca di Italia dan selanjutnya akan menghambat kampanye antivirus corona pemerintah.

Pada Minggu, 14 Maret 2021, pemerintah daerah Piedmont menangguhkan penggunaan vaksin itu setelah Sandro Tognatti, seorang guru musik berusia 57 tahun, jatuh sakit dan meninggal dalam keadaan yang belum dijelaskan.

Kini Hadir Cara Mudah Pantau Kesehatan Anak

Tognatti melakukan pemotretan pada Sabtu sore, kata istrinya kepada surat kabar Italia. Dia mengeluhkan suhu tubuh yang tinggi pada malam hari dan merasa sakit lagi pada Minggu pagi. Sebuah ambulans dipanggil, tetapi pria itu meninggal tak lama kemudian.

"Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa pemberian obat secara terus-menerus di seluruh negeri tidak menyebabkan konsekuensi lebih lanjut (berbahaya atau fatal) sampai kami benar-benar yakin bahwa kematian (Tognatti) tidak dapat dikaitkan dengan inokulasi yang disebutkan di atas," kata jaksa Teresa Angela Camelio dalam sebuah pernyataan.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Para hakim di Sisilia juga memerintahkan penyitaan vaksin AstraZeneca minggu lalu menyusul kematian mendadak dua pria yang baru-baru ini diinokulasi.

Pemerintah Italia mengatakan tidak ada bukti hubungan antara kematian dan suntikan dan telah mengizinkan vaksin AstraZeneca untuk terus diberikan.

Sebaliknya, Irlandia, Denmark, Norwegia, dan Islandia semuanya telah menangguhkan penggunaan vaksin setelah masalah pembekuan darah, beberapa di antaranya berakibat fatal, pada orang-orang yang telah menggunakannya. (ant)

Ilustrasi kasus demam berdarah dengue (DBD)

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Menurut studi yang dimuat dalam The New England Journal of Medicine, vaksin DBD dapat mencegah infeksi demam berdarah hingga 80,2 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024