Junta Militer Myanmar Hapus Pemberontak Rakhine dari Daftar Teroris

Tentara berjaga usai serangan ARSA di Rakhine
Sumber :
  • RETUERS/Soe Zeya Tun

VIVA – Junta militer Myanmar menghapus pemberontak Arakan Army (AA) dari daftar kelompok teroris negara tersebut, karena faksi tersebut telah menghentikan serangan serta sebagai upaya membangun perdamaian di Myanmar.

Reaksi Netizen Vietnam Usai PSSI Lapor ke AFF soal Aksi Brutal Pemain Myanmar: Di Mana Pun Main Pasti Menggugat

Langkah itu dilakukan pada saat militer Myanmar tengah membarikade menahan demonstrasi harian terhadap kudeta 1 Februari di mana pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi digulingkan.

Arakan Army berjuang untuk otonomi yang lebih besar di negara bagian Rakhine barat dan selama dua tahun terakhir telah menjadi salah satu kekuatan paling tangguh dalam menantang pasukan yang telah berperang dalam berbagai perang etnis selama sekitar tujuh dekade.

Media Asing Sorot Aksi Pemain Myanmar Tendang Bola ke Kepala Marselino Ferdinan: Menyebalkan!

AA telah ditempatkan dalam daftar kelompok teroris tahun lalu di bawah pemerintahan Suu Kyi.

"Penunjukan kelompok ini sebagai kelompok teroris dihentikan mulai 11 Maret 2021," kata Mirror Daily yang dikelola negara, mengutip visi junta untuk membangun "perdamaian abadi nasional".

Shin Tae-yong Emosi! Pers Konferensi Molor Jelang Laga Perdana Timnas Indonesia vs Myanmar

AA, yang menyetujui gencatan senjata sementara pada November, tidak menanggapi permintaan komentar.

Beberapa dari dua lusin kelompok etnis bersenjata Myanmar telah mengkritik kudeta dan bahkan menunjukkan dukungan untuk pengunjuk rasa anti-kudeta, tetapi tidak secara signifikan meningkatkan tindakan militer atau meninggalkan kesepakatan gencatan senjata.

AA tidak menyuarakan dukungan untuk para pengunjuk rasa dan hanya ada sedikit protes di negara bagian Rakhine, yang menjadi perhatian dunia pada tahun 2017 ketika sekitar 700.000 orang dari minoritas Muslim Rohingya melarikan diri dari tindakan keras tentara.

Jajaran AA sebagian besar diambil dari etnis Rakhine dan mayoritas Buddha di kerajaan yang merdeka hingga abad ke-18 itu. (Ant)


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya