Joe Biden Ingin Menutup Penjara Guantanamo

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
Sumber :
  • Daily Mirror

VIVA – Presiden Amerika Sekitar (AS), Joe Biden akan berusaha untuk menutup penjara di pangkalan AS di Teluk Guantanamo setelah proses peninjauan. Biden akan melanjutan rencana penutupan penjara Guantanamo yang dimulai sejak pemerintahan Barrack Obama.

Intelijen Amerika: Rusia Tidak Mungkin Lancarkan Serangan Nuklir!

Sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki pada Jumat pekan lalu, mengatakan pemerintahan Biden berniat menutup fasilitas tahanan Guantanamo, sesuatu yang pernah dijanjikan Presiden Obama tak lama setelah dia menjabat pada Januari 2009.

Psaki tidak memberikan detil kapan penutupan penjara Guantanamo bakal direalisasikan. Menurutnya, banyak pihak yang akan terlibat dalam persoalan ini, karena butuh diskusi dari Departemen Pertahanan, Departemen Kehakiman dan lembaga lain yang belum ditunjuk di bawah pemerintahan Biden.

Joe Biden Gelontorkan Rp 10,7 Triliun Bantuan Senjata ke Israel

"Ada banyak stakeholder dari berbagai lembaga yang perlu menjadi bagian dari diskusi kebijakan tentang langkah ke depan ini," katanya dilansir FoxNews, Senin, 15 Februari 2021.

Seperti diketahui, Obama menghadapi tekanan politik dari kelompok oposisi ketika dia berusaha menutup pusat penahanan Guantanamo, yang dikenal sebagai simbol terkenal perang AS melawan terorisme. 

PM Lebanon Sambut Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel, Bagaimana Sikap Hizbullah?

Biden mungkin memiliki lebih banyak kelonggaran sekarang karena hanya ada 40 tahanan yang tersisa di Guantanamo dan kurang menarik perhatian publik.

AS membuka pusat penahanan pada Januari 2002 untuk menahan orang-orang yang dicurigai memiliki hubungan dengan al-Qaeda dan Taliban. Ini menjadi sumber kritik internasional atas penganiayaan tahanan dan pemenjaraan yang berkepanjangan terhadap orang-orang tanpa dakwaan.

Pengumuman rencana penutupan tidak terduga. Biden mengatakan sebagai kandidat dia mendukung penutupan pusat penahanan. Menteri Pertahanan Lloyd Austin juga mengatakannya dalam kesaksian tertulis untuk konfirmasi Senatnya.

"Guantanamo telah memberi kami kemampuan untuk melakukan undang-undang penahanan perang untuk menjauhkan musuh kita dari medan perang, tetapi saya yakin sudah waktunya fasilitas penahanan di Guantanamo ditutup," kata Austin.

40 tahanan yang tersisa di Guantanamo termasuk lima yang sebelumnya dibebaskan melalui proses peninjauan intensif yang dibuat di bawah pemerintahan Obama sebagai bagian dari upaya untuk menutup pusat penahanan Guantanamo, dan memindahkan sisa tahanan ke fasilitas tahanan yang ada di AS.

Kelompok hak asasi manusia yang telah lama memperjuangkan penutupan Guantanamo menyambut baik pengumuman Biden. 

"Selama hampir dua dekade, Amerika Serikat telah menyangkal keadilan bagi ratusan orang yang ditahan pemerintah di Teluk Guantánamo tanpa batas waktu, tanpa dakwaan atau pengadilan," kata Daphne Eviatar, Direktur Program Keamanan dengan Hak Asasi Manusia di Amnesty Internationa USA. 
 

Politikus Partai Demokrat AS dari Connecticut, Jim Himes

5 Legislator AS dari Partai Demokrat Kompak Terima Ancaman Bom di Rumahnya

Lima anggota parlemen Partai Demokrat AS dari Connecticut, pada Kamis, 28 November 2024, menjadi sasaran ancaman bom di rumah mereka.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024