Logo DW

Konflik Yaman: 10 Tahun Arab Spring, Harapan Baru Mengakhiri Konflik?

Suhaib Salem/REUTERS
Suhaib Salem/REUTERS
Sumber :
  • dw

Janji Biden membawa harapan baru?

AS di bawah pemerintahan Barack Obama dan Donald Trump telah menjadi salah satu negara yang secara tidak langsung terlibat dalam perang saudara Yaman. Pemerintahan Obama secara khusus memberikan persetujuannya untuk operasi udara lintas batas Arab Saudi melawan pemberontak Houthi pada tahun 2015.

Tetapi setelah hampir tujuh tahun ikut berperang, pemerintahan baru AS di bawah Joe Biden kini telah mengumumkan perubahan haluan yang signifikan. Dalam pidato besar pertamanya tentang kebijakan luar negeri pada 4 Februari, Presiden Biden berkata, "Perang ini harus diakhiri," seraya menambahkan: "Untuk menegaskan komitmen AS, kami mengakhiri semua dukungan Amerika untuk operasi ofensif dalam perang di Yaman, termasuk penjualan senjata."

Biden juga menggambarkan perang itu sebagai "bencana kemanusiaan dan bencana strategi". Namun, penghentian penjualan senjata ini tidak termasuk alat tempur yang digunakan untuk memerangi kelompok teroris al-Qaeda.

Analis politik percaya bahwa penunjukan diplomat AS dan pakar Timur Tengah Timothy Lenderking sebagai utusan khusus AS untuk Yaman, adalah langkah penting menuju perdamaian.

"Menghentikan penjualan senjata tidak berarti menghentikannya untuk selamanya," kata analis Al-Hamdani. "Sangat umum bagi pemerintah AS untuk menghentikan pekerjaan administrasi sebelumnya untuk meninjaunya." Al-Hamdani yakin bahwa "menugaskan utusan AS ke Yaman yang berfungsi untuk memoderasi dan melibatkan semua pihak yang bertikai dan mencoba mencapai penyelesaian gencatan senjata adalah kabar yang baik."

Sementara, ketua dan salah satu pendiri Sana'a Center for Strategic Studies, Farea Al-Muslimi, dan rekannya di lembaga pemikir urusan internasional Chatham House yang berbasis di London, juga menganggap penghentian penjualan senjata sebagai hal yang menjanjikan tetapi tidak cukup.