'Tsunami' di Himalaya, 10 Orang Tewas dan Seratusan Lainnya Hilang
- Repro video.
VIVA – Seratusan orang diduga tewas di India Utara, setelah gletser Himalaya longsor dan menyapu bendungan pembangkit listrik tenaga air pada Minggu, 7 Februari waktu setempat.
Dikutip dari The Straitstimes, Senin 8 Januari 2021, otoritas setempat, Kepala Sekretaris Negara Bagian Uttarakhand Om Prakash mengatakan, jumlah sebenarnya dari korban tewas belum dikonfirmasi. Namun 100 hingga 150 orang dikhawatirkan tewas. Setidaknya 10 jasad sudah ditemukan sejauh ini.
Kepala Menteri Negara Bagian, Trivendra Singh Rawat, menyebut sekitar 125 orang diduga masih hilang. Meskipun itu bukan angka akhir, sebab pencarian masih terus berlangsung untuk mendapatkan jumlah pasti korban hilang dan tewas.
Baca juga: Update Harga Emas Senin 8 Januari 2021: Antam Tak Berubah, Global Naik
Menurut kesaksian saksi mata, saat insiden terjadi debu, batu dan air saat longoran salju menerjang lembah sungai Dhauli Ganga. Daerah itu terletak lebih dari 500 kilometer di negara bagian Uttarakhand, sebelah utara New Delhi.
“(Peristiwa) itu datang sangat cepat, tidak ada waktu untuk memperingatkan siapa pun. Saya merasa bahwa bahkan kami akan tersapu," kata Sanjay Singh Rana, yang tinggal di hulu desa Raini.
Penduduk setempat khawatir orang-orang yang bekerja di proyek pembangkit listrik tenaga air di dekatnya. Serta, penduduk desa yang berada di dekat sungai mencari kayu bakar atau menggembalakan ternak mereka, ikut tersapu.
“Kami tidak tahu berapa banyak orang yang hilang,” ungkapnya.
Kepala Polisi Uttarakhand, Ashok Kumar, mengatakan, lebih dari 50 orang yang bekerja di bendungan tempat Proyek Hidroelektrik Rishiganga, dikhawatirkan tewas meskipun beberapa lainnya telah diselamatkan.
Perdana Menteri Narendra Modi menegaskan, dia sedang memantau situasi dengan cermat. “India mendukung Uttarakhand dan bangsa itu berdoa untuk keselamatan semua orang di sana,” katanya di Twitter, setelah berbicara dengan menteri utama negara bagian, Rawat.
Uttarakhand di Himalaya rawan banjir bandang dan tanah longsor. Pada Juni 2013, rekor curah hujan menyebabkan banjir dahsyat yang merenggut hampir 6.000 jiwa.
Bencana tersebut dijuluki sebagai 'Tsunami Himalaya' oleh masyarakat dunia, karena aliran air yang mengalir di daerah pegunungan tersebut menyebabkan jatuhnya lumpur dan batu, mengubur rumah, menyapu bangunan, jalan dan jembatan.
Glester sendiri diketahui adalah sebuah bongkahan atau endapan es yang besar dan tebal yang terbentuk di atas permukaan tanah.