Logo DW

Lockdown di Jerman: Bagai Kota Zombie, Lewati Valentine di Rumah Saja

privat
privat
Sumber :
  • dw

Sharen terpaksa menjalani terapi psikologi saat pandemi berlangsung. Kuliah yang terasa olehnya makin berat karena perpustakaan tutup dan hubungannya yang terganggu dengan orang terdekat, makin memperparah kondisinya selama pandemi corona.

"Jangankan orang-orang lain, kerabat orang terdekat saya pun kurang disiplin. Bertemu beberapa orang saat libur Natal dan Tahun Baru, meskipun beda-beda waktu bertemunya. Tapi ada di antaranya yang flu. Akhirnya ia jatuh sakit, untung tidak positif COVID-19,“ papar Sharen.

“Saya juga kehilangan pekerjaan saat lockdown, sementara tagihan terus mengalir. Semua masalah tiba-tiba menumpuk menjadi satu,” curhat-nya lebih lanjut. “Bayar asuransi kesehatan 200-an euro sebulan dan masih harus bayar kuliah. Meski bisa minta bantuan pemerintah tapi tiap bulan harus mengajukan permohonan baru dan cuma dibantu jika uang di bank kurang dari 500 euro. Padahal uang 500 euro buat bayar kos pun sudah habis,” tandasnya.

Kehidupan berjalan lambat, serasa hidup di "Kota Zombie"

Dua bulan lockdown, Konstanz terasa bagai ‘Kota Zombie’ ujar Octorina Pelita, periset di Universitas Konstanz. “Sampai saat ini yang masih tetap buka itu toko makanan, toko roti, pokoknya hampir semua toko-toko yang berhubungan dengan makanan masih dibuka, termasuk supermarket, yang menjual kebutuhan pokok, sisanya sekolah, kantor-kantor itu ada dua bulan terakhir tutup. Jik ada keperluan yang benar-benar mendesak, (kita) harus buat janji dulu baru diizinkan datang. Tak bisa seperti dulu, seenaknya. Kini semuanya melambat termasuk penelitian saya,“ papar Octorina.

“Waktu tahun 2020 saat lockdown total itu benar-benar terhenti, tidak ada kegiatan sama sekali. Sama sekali kita dilarang untuk masuk ke univesitas. Sejak musim panas lalu dibuka tapi terbatas hanya 25% orang yang boleh bekerja di laboratorium. Itu benar-benar membatasi pekerjaan saya, sekali sehari itu saya kadang cuma dapat tiga jam kerja. Dari tujuh hari seminggu sekarang ya cuma dapat tiga hari, tiga hari dalam satu minggu,“ keluhnya lebih lanjut.

Mencari solusi, menjaga kewarasan