Negara Industri Barat Gagalkan Usulan Berbagi Hak Paten Vaksin Corona
- dw
"Nasionalisme vaksin" berisiko perpanjang pandemi
Para ahli mengatakan, perebutan vaksin secara global, atau "nasionalisme vaksin", malah berisiko memperpanjang pandemi. Padahal sebelumnya negara-negara kaya selalu menegaskan akan membagikan vaksin kepada negara-negara miskin secara adil.
"Kita harus menyadari bahwa virus ini tidak mengenal batas, ia menyebar ke seluruh dunia dan tanggapan terhadapnya juga harus global. Itu harus didasarkan pada solidaritas internasional," kata Ellen 't Hoen, direktur Medicines Law & Policy - lembaga nonprofit yang berkampanye untuk akses yang lebih besar ke obat-obatan.
"Ada banyak produsen vaksin skala besar berbasis di negara berkembang. Semua kapasitas produksi yang ada harus dimanfaatkan ... dan untuk itu memang perlu berbagi pengetahuan dan teknologi oleh mereka yang memilikinya," katanya kepada DW.
Tuntutan itu "akan merugikan dalam jangka panjang"
Tetapi para produsen vaksin di negara-negara Barat berpendapat, mengabaikan hak-hak paten malah dalam jangka panjang akan menghambat produksi dan pemasukan vaksin maupun peralatan medis, yang pada gilirannya merugikan negara-negara berkembang sendiri.
"Tuntutan untuk merilis informasi paten yang berkaitan dengan vaksin tidak akan meningkatkan pasokan dengan dosis tunggal dalam jangka pendek, karena mengabaikan kompleksitas pembuatan vaksin dan mengabaikan sejauh mana produsen vaksin dan perusahaan farmasi serta negara berkembang sudah bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas vaksinasi," kata Thomas Cueni, Kepala Federasi Internasional Produsen & Asosiasi Farmasi, IFPMA, kepada DW.