Negara Industri Barat Gagalkan Usulan Berbagi Hak Paten Vaksin Corona
- dw
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) membahas proposal yang diajukan oleh India dan Afrika Selatan guna meredam penyebaran pandemi corona. Kedua negara meminta WTO untuk sementara menangguhkan hak paten terkait vaksin dan metode terapi COVID-19.
Selama konferensi online WTO hari Kamis (04/02), seorang diplomat perdagangan Afrika Selatan menyalahkan negara-negara industri Barat atas kelangkaan vaksin saat ini. Dia mengatakan perusahaan farmasi Barat telah memberikan izin produksi hanya kepada sejumlah kecil perusahaan, meskipun negara-negara seperti Kuba, Indonesia, Senegal, dan Thailand juga mampu membuat vaksin itu, asal mendapat lisensinya.
Kantor berita Jerman DPA melaporkan, India dan Afrika Selatan telah meminta penangguhan hak paten agar bisa memproduksi sendiri vaksin-vaksin COVID-19 yang sudah terbukti efektif dengan lebih cepat untuk membantu negara-negara miskin. Usulan itu sudah diajukan sejak Oktober tahun lalu, dan menyerukan agar badan internasional itu untuk sementara mengabaikan sebagian aturan dari Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (Perjanjian TRIPS).
Penangguhan hak paten "bisa menjamin harga terjangkau"
Penangguhan hak-hak paten dan desain industri bisa memastikan "akses tepat waktu ke produk medis yang terjangkau, termasuk vaksin dan obat-obatan atau untuk meningkatkan penelitian, pengembangan, pembuatan, dan pasokan produk medis yang penting guna memerangi COVID -19, " kata India dan Afrika Selatan dalam proposalnya.
Tetapi usulan itu ditentang keras oleh negara-negara kaya seperti AS dan Inggris serta negara-negara Uni Eropa, yang memimpin dalam penemuan dan produksi vaksin COVID-19. Mereka mengatakan bahwa penangguhan itu akan menghambat inovasi di perusahaan farmasi dengan merampas insentif untuk melakukan investasi besar dalam penelitian dan pengembangan. Ini akan sangat kontraproduktif dalam upaya menanggulangi pandemi saat ini, kata mereka.
Pembahasan di WTO jadi sorotan, setelah negara-negara industri Barat memborong semua vaksin yang diproduksi di negara mereka dan sudah mendapat izin penggunaan. Vaksin bahkan sudah habis diborong, sebelum diproduksi. Beberapa negara telah membeli pasokan vaksin beberapa kali lipat dari jumlah penduduk mereka.