Logo DW

Mengapa Vaksin Sputnik V Rusia Punya Keampuhan Lebih 90 Persen

Sergei Bobylev/TASS/dpa/picture alliance
Sergei Bobylev/TASS/dpa/picture alliance
Sumber :
  • dw

Vaksin Sputnik V buatan Rusia diuji klinis pada orang berusia di atas 18 tahun. Juga dalam riset dimonitor keampuhan vaksin pada lebih dari 2000 responden berusia di atas 60 tahun, yang tetap menunjukkan nilai perlindungan di atas 91%. Data ini sekaligus mematahkan asumsi, bahwa efikasi vaksin menurun pada orang lanjut usia di atas 60 tahun.

Pengamatan pada ratusan responden yang dipilih secara acak menunjukan terbentuknya antibodi dan jawaban imunitas sel T setelah divaksinasi. Diakui ada enam responden tidak membentuk imunitas mencukupi. Diduga kasus ini terkait kelainan genetika individual.

Data ini berbeda dengan vaksin AstraZeneca di Jerman yang direkomendasikan hanya untuk yang berusia di bawah 65 tahun, karena diduga keampuhan perindungannya menurun atau tidak memadai. Sejauh ini belum ada riset lanjutan yang bisa menegaskan bahwa vaksin buatan Inggris itu juga ampuh buat manula, seampuh untuk orang berusia lebih muda.

Efek samping normal

Secara umum, hasil uji klinis fase III menunjukkan efek samping vaksin corona itu ada dalam batasan normal. Kebanyakan keluhan adalah reaksi lazim yang ringan sampai menengah, dari gejala seperti flu, sakit di lokasi suntikan hingga perasaan lelah dan lesu untuk sementara waktu.

Efek samping berat dilaporkan muncul pada sekitar 0,2 persen responden, namun tidak terlacak adanya kaitan langsung dengan pemberian vaksin Sputnik V. Juga dilaporkan ada 4 orang meninggal, tapi juga tidak ada kaitannya dengan vaksin buatan Rusia itu. Satu orang dilaporkan meninggal karena luka fisik fatal, satu akibat stroke dan dua lainnya meninggal karena komorbid dan sudah terinfeksi Covid-19 lima hari sebelum vaksinasi.

Fabian Schmidt (as/ gtp)